Prestasi Membanggakan TKIT Salsabila di Festival Pelajar JSIT Kabupaten Malang
SDN Purwantoro 1 Raih Prestasi Terbaik ke-4 dalam Lomba Literasi Sekolah 2024
Malang, Jatimku.com – SDN Purwantoro 1 kembali menunjukkan dedikasinya dalam dunia pendidikan dengan meraih prestasi Terbaik ke-4 dalam Lomba Literasi Sekolah 2024 yang digelar oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Malang. Penghargaan ini diumumkan pada Rabu, 20 November 2024 di Gedung MCC Kota Malang.
Keberhasilan ini tidak lepas dari konsistensi SDN Purwantoro 1 dalam melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai upaya menumbuhkan budaya literasi di lingkungan pendidikan. GLS di SDN Purwantoro 1 telah diimplementasikan melalui enam literasi dasar, yakni literasi baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.
Implementasi Program Literasi di SDN Purwantoro 1
1. Literasi Baca Tulis
- Membuat sinopsis melalui jurnal literasi.
- Menambah perbendaharaan kata melalui kamus kata.
- Membuat karya tulisan sederhana.
2. Literasi Numerasi
- Dikemas dalam permainan angka yang terintegrasi dengan pembelajaran.
3. Literasi Sains
- Melibatkan percobaan dan demonstrasi sesuai dengan materi pembelajaran.
4. Literasi Digital
- Memanfaatkan sarana digital seperti smart TV, PAPADITA (Papan Pajangan Digital) melalui Google Sites, dan pembelajaran digital berbasis Google Classroom.
5. Literasi Finansial
- Melibatkan siswa dalam pengelolaan keuangan melalui ACAKS (Anak Cabang Koperasi Siswa) dan sosialisasi budaya menabung dengan bekerja sama dengan pihak bank.
6. Literasi Budaya dan Kewargaan
- Melestarikan warisan budaya melalui Rabu Budaya yang menampilkan pagelaran budaya, penggunaan bahasa Jawa, dan tarian massal Grebeg Sabrang.
Dukungan Sarana dan Keterlibatan Komunitas
Untuk mendukung lingkungan belajar yang literat, SDN Purwantoro 1 juga melengkapi fasilitas seperti wifi, majalah dinding, perpustakaan, pilar literasi, dan kotak surat untuk kegiatan korespondensi. Kegiatan seperti mendongeng pun rutin dilakukan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap literasi.
Pada 7 November 2024, SDN Purwantoro 1 berhasil masuk dalam 15 besar nominasi lomba setelah membuat video dokumentasi GLS. Tim juri yang datang untuk visitasi juga melihat langsung keterlibatan seluruh elemen sekolah, termasuk komite sekolah dan koordinator kelas.
Harapan Setelah Meraih Prestasi
Setelah memenangkan lomba Gerakan Literasi Sekolah (GLS), SDN Purwantoro 1 memiliki beberapa harapan besar, di antaranya:
- Memberikan dampak lebih luas bagi sekolah, siswa, dan komunitas pendidikan.
- Membangun lingkungan sekolah yang lebih mendukung budaya literasi.
- Mendorong siswa menjadi lebih kreatif, kritis, dan komunikatif melalui literasi.
- Mengembangkan program literasi yang lebih terstruktur, misalnya melalui integrasi dalam kurikulum, pelatihan guru, dan pelibatan komunitas.
Dengan terwujudnya harapan-harapan ini, kemenangan SDN Purwantoro 1 tidak hanya menjadi prestasi sesaat, tetapi juga langkah awal menuju perubahan besar dalam membangun budaya literasi di sekolah dan masyarakat.
Prestasi ini membuktikan bahwa upaya literasi yang dilakukan SDN Purwantoro 1 tidak hanya berdampak pada siswa, tetapi juga menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.
“Harmoni Karya & Showcase Kreasi Siswa” MTs Ar Royyan Kota Malang
Malang, Jatimku.com – MTs Ar Royyan Kota Malang akan menyelenggarakan acara Launching Buku dengan tema “Harmoni Karya & Showcase Kreasi Siswa” pada Rabu, 20 November 2024 di MCC Kota Malang, lantai 5, Jalan Ahmad Yani No. 53, Kota Malang. Acara ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 11.30 WIB dan dihadiri oleh berbagai elemen pendukung pendidikan, orang tua siswa, serta mitra yang mendukung kreativitas siswa.
Acara ini dibuka dengan tari tradisional Tokecang, dilanjutkan sambutan dari Ketua Panitia, Kepala Madrasah, dan Ketua Yayasan. Salah satu momen utama adalah launching dan pembacaan karya terpilih siswa yang dipandu oleh Ustadz Haky bersama Nawira.
Selain itu, acara juga akan menampilkan atraksi seni Tapak Suci dan pembacaan puisi "Negeri yang Terbelah" yang dibawakan oleh para siswa, mencerminkan kreativitas dan bakat mereka. Kegiatan ini menjadi ajang apresiasi bagi siswa yang telah menciptakan karya unggulan sekaligus mempererat sinergi antara sekolah dan orang tua.
Acara ini didukung oleh sejumlah sponsor dan mitra, termasuk MCC, AE Publishing, Suara Indonesia, Jatimku.com, AG Gemilang, dan berbagai komunitas lainnya yang turut memajukan dunia pendidikan. Dukungan ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi dapat memperkuat langkah menuju pendidikan yang lebih baik.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang peluncuran buku, tetapi juga wadah bagi siswa untuk menunjukkan hasil karya terbaik mereka. Dengan tema "Harmoni Karya & Showcase Kreasi Siswa", MTs Ar Royyan berharap dapat menginspirasi generasi muda untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam bidang pendidikan serta seni budaya.
Seminar Pendidikan Sambut Hari Guru Nasional 2024: "Harapan Pada Arah Pendidikan untuk Indonesia Emas"
Pendidikan Anak Terlalu Dini
Guru saya di Jogja, Ustadz Fauzil Adhim pernah menulis sebuah penelitian. Ada anak ajaib asal China bernama Zhang Xinyang, yang sempat menghebohkan karena usia 2,5 tahun sudah menguasai 2000 abjad China yang rumit itu, masuk perguruan tinggi usia 10 tahun dan meraih gelar Ph.D. pada usia 16
Sebelum Zhang Xinyang ada juga William James Sidis atau akrab dengan panggilan Billy Sidis, anak dari Professor Boris Sidis yang diberi perlakuan khusus sesuai pendekatan behaviorisme ala William James. Prof. Boris sendiri memang pengagum berat William James, tokoh psikologi behaviorisme.
Apakah anak-anak luar biasa ini bisa dikatakan hebat? Ternyata justru hasilnya miris. Billy Sidis yang “secemerlang” Zhang dan berakhir mengenaskan karena secara mental sangat menderita. Sebagaimana Prof. Boris, orangtua Zhang juga sangat terobsesi dengan bakat anak sehingga ia hanya fokus mengembangkan bakat.
Ia memiliki 𝗱𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗸𝘀𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 (𝙗𝙚𝙝𝙖𝙫𝙞𝙤𝙧𝙘𝙝𝙚𝙘𝙠𝙡𝙞𝙨𝙩) sangat ketat yang harus dipenuhi anak. Sangat khas pendekatan behaviorisme. Ia lupa (𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶) bahwa usia sebelum mumayyiz seharusnya fokus kepada mengembangkan kebaikan-kebaikan pada diri anak. Bukan tergesa-gesa mengembangkan bakat anak.
12 tahun setelah Zhang meraih gelar doktor termuda dalam sejarah China, ia memilih hanya duduk-duduk sepanjang hari. Zhang mengatakan, “Duduk diam dan tidak melakukan apa pun adalah kunci kebahagiaan seumur hidup.” Zhang juga menuntut orangtuanya untuk memenuhi segala keinginannya dengan mengirimi uang. Ia menganggap orangtuanya bertanggung-jawab terhadap kehampaan jiwa yang ia rasakan saat ini.
Billy Sidis dan Zhang Xinyang sudah memberi contoh. Dan apakah kita sebagai orang tua ingin menjadi obsesif dan egois, sehingga mau mengorbankan anak Anda sebagai contoh berikutnya dengan sibuk mengembangkan bakat sebelum mengembangkan kebaikan-kebaikan pada dirinya? Padahal kebaikan itu baru bisa kita kembangkan apabila kita telah mengenyangkan kebutuhan psikologis dan emosional anak.
Pendidikan di masa dini di negara kita, banyak orang tua yang menggegas anak anaknya agar hebat di usia BALITA. Dimasukan PAUD atau play group untuk belajar CALISTUNG (Baca Tulis Hitung) sehingga ketika orang tua mendapati anaknya yang usia 5 tahun sudah bisa membaca mereka langsung teriak “Anakku keren, kecil kecil udah bisa baca!” Lalu ia ceritakan kemana mana kehebatan anaknya yang sudah bisa membaca di usia dini.
Namun orang tua tak menyadari, bahwa anak anak yang dipaksa bisa membaca sejak PAUD kelak akan tercederai fitrah belajarnya sehingga kelak di usia 10 – 12 tahun hypocampus otaknya mulai meredup dan jadi malas belajar dan malas membaca seumur hidupnya.
Ada juga orang tua yang shalih dan ingin anaknya juga menjadi shalih, maka karena kurangnya ilmu dalam Tarbiyatul Aulad, maka mereka mengajarkan fitrah keimanan yang keliru dengan mengajarkan sholat terlalu dini, memasukan anak anak mereka ke TPA atau rumah tahfidz yang mulai menjamur dimana mana saat ini agar anak anak BALITA ini bisa membaca dan menghafalkan quran sejak dini.
Ditambah lagi dengan kompetisi PILDACIL dan Hafidz Cilik di salah satu stasiun televisi yang membuat orang tua berlomba lomba mendaftarkan anaknya agar menjadi juara sehingga orang tua menjadi bangga. Padahal kami pernah menangani kasus, anak yang dulunya juara PILDACIL namun sekarang ini terlibat homoseks di pondoknya. Ayat Al Quran dan hadits sama sekali tak terbekas di hatinya, karena ketika ceramah ia hafal ayat Al Quran dan hadits hanya sekedar di mulut dan kerongkongan. Tidak masuk ke hatinya.
Padahal Rasulullah sudah menganjurkan, “ajarkanlah sholat anakmu sejak usia 7 tahun”, bukan sejak dini. Sehingga banyak anak anak yang pintar membaca dan bahkan menghafal quran sejak dini, bukan malah bertumbuh fitrah keimananya tapi malah tercederai. Hingga ada kasus, dimana anak usia 7 tahun ketika mau masuk SD sudah mewanti wanti ibunya, untuk tidak memilihkan sekolah yang ada pelajaran tahfidznya karena ia sudah bosan sejak BALITA sudah dipaksa menghafal quran.
Bukan tidak boleh anak di bawah 7 tahun diajarkan mengaji dan menghafal Al Quran, tapi ada waktunya. Allah menciptakan otak kita bertahap pertumbuhannya, sehingga fungsinya bisa dioptimalkan juga masa demi masa. Tidak langsung semua bisa dioptimalkan. Sehingga bukan berarti kita ingkar dan melarang mengajari anak tentang kitab suciNya.
Semua itu ada waktunya. Sebagaimana kisah kepompong yang berproses menjadi kupu-kupu, tapi karena kita tak sabar ingin segera melihat kupu-kupu yang indah, lalu kita bantu kepompong itu dengan memotong kulitnya agar cepat menjadi kupu-kupu. Namun nyatanya, kupu-kupu itu malah tidak bisa terbang.
Dalam Al Quran dikatakan, “Wal Asri” yang artinya “Demi Masa”. Maka arti demi masa itu bisa dimulai dari 1 tahun, bisa 7 tahun, bisa 40 tahun. Semua usia ini adalah masa, dan setiap masa perlakuannya berbeda. Jika dipaksakan sebelum waktunya sehingga menyalahi fitrah mereka, maka pasti akan ada penyimpangan yang terjadi.
Karena kaidah *“LEBIH CEPAT, LEBIH BAIK”,* bukan pada tempatnya untuk digunakan dalam mendidik anak anak kita.
Oleh : Igo Chaniago
*Founder Fatherhood Community
#FatherhoodCommunity #AyahPendidikPeradaban #HomeBasedEducation
Upaya Penguatan Kolaborasi di MATSARO Melalui Literasi Visual
Malang, 8 November 2024 – Sebuah kegiatan bertajuk Penguatan Kolaborasi Melalui Visual Literacy digelar hari ini dengan aktivitas utama berupa sesi melukis bersama. Dalam acara ini, para peserta didik diajak berkolaborasi menciptakan karya seni visual yang mengusung tema alam, abstrak, serta nilai-nilai positif lainnya. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk merencanakan, berdiskusi, dan menuangkan ide-ide mereka ke dalam media lukisan.
Menguatkan Kolaborasi dan Kreativitas
Kegiatan melukis bersama ini memiliki tujuan utama untuk memperkuat kolaborasi antar peserta. Melalui proses kerja tim, para siswa belajar untuk saling mendengarkan, menghargai ide anggota lain, dan menggabungkan kreativitas mereka menjadi satu karya seni yang utuh. Kolaborasi seperti ini diyakini mampu membangun kemampuan komunikasi serta meningkatkan keterampilan sosial siswa.
“Melukis dalam kelompok memberikan pengalaman belajar yang unik. Siswa tidak hanya dilatih untuk berkreasi, tetapi juga belajar bekerja sama dan memahami sudut pandang yang berbeda,” ujar salah satu pengajar yang terlibat.
Manfaat Kegiatan:
1. Penguatan Kolaborasi: Melalui kerja tim, siswa diajarkan pentingnya saling mendengarkan dan menghargai pendapat anggota kelompok, sehingga tercipta karya seni yang harmonis.
2. Pengembangan Kreativitas dan Ekspresi: Aktivitas ini membantu peserta mengasah kemampuan berpikir kritis serta mengekspresikan ide dan emosi mereka melalui media visual.
3. Memperdalam Literasi Visual: Siswa diajarkan untuk memahami penggunaan simbol, warna, dan bentuk sebagai sarana komunikasi efektif dalam seni.
4. Peningkatan Rasa Percaya Diri dan Apresiasi Seni: Kegiatan ini memberikan ruang bagi siswa untuk berani mengekspresikan diri serta mengapresiasi karya seni, baik milik sendiri maupun orang lain.
5. Memupuk Solidaritas dan Kepedulian Sosial: Melalui proses melukis bersama, peserta belajar pentingnya kebersamaan dan saling mendukung dalam mencapai tujuan.
Apresiasi dari Peserta
Para siswa yang berpartisipasi tampak antusias dan terlibat aktif selama kegiatan berlangsung. Mereka merasa lebih percaya diri dalam menyampaikan ide dan berani berkreasi tanpa takut salah. Selain itu, para pengajar juga melihat perkembangan positif dalam kemampuan berpikir kritis dan kerja sama siswa.
Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi bagian dari proses pembelajaran yang berkelanjutan, mengingat dampak positifnya terhadap perkembangan keterampilan siswa.