Latest News

Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Menangis di Malam Hari Ternyata Bisa Menurunkan Berat Badan, Menurut Studi

 


Siapa sangka bahwa menangis di malam hari dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan tubuh kita? Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa menangis, terutama di malam hari, ternyata bisa membantu menurunkan berat badan. Walaupun menangis seringkali dikaitkan dengan perasaan sedih atau stres, riset ini menunjukkan adanya hubungan tak terduga antara emosi kita dan proses pembakaran kalori.


Apa yang Ditemukan dalam Studi Ini?


Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas California ini berfokus pada bagaimana menangis, khususnya saat kita berada dalam kondisi emosi yang intens, dapat mempengaruhi metabolisme tubuh. Peneliti menemukan bahwa saat seseorang menangis, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol. Hormon ini, meskipun sering dikaitkan dengan perasaan cemas, ternyata dapat mempercepat pembakaran kalori.


Ketika seseorang menangis, tubuh mengalami peningkatan metabolisme sebagai respons terhadap emosi yang dirasakan. Ini membuat tubuh membakar lebih banyak kalori, bahkan saat sedang dalam keadaan istirahat. Pada malam hari, tubuh cenderung lebih santai dan lebih terbuka terhadap proses pemulihan, sehingga menangis bisa menjadi cara alami untuk membantu menurunkan berat badan tanpa harus melakukan olahraga berat.


Bagaimana Proses Ini Terjadi?


Selama menangis, tubuh mengaktifkan sistem saraf otonom, yang berperan dalam mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak kita sadari, seperti detak jantung, tekanan darah, dan metabolisme. Sistem ini bertugas mengatur respons tubuh terhadap stres dan emosi. Ketika menangis, tubuh juga mengeluarkan hormon endorfin, yang dikenal sebagai hormon kebahagiaan. Endorfin ini dapat meningkatkan rasa nyaman dan menurunkan stres, yang pada gilirannya dapat memperbaiki kualitas tidur.


Menangis dan Kesehatan Mental


Selain dampak fisiknya, menangis di malam hari juga berhubungan dengan kesehatan mental yang lebih baik. Mengungkapkan perasaan melalui tangisan dapat membantu mengurangi ketegangan emosional dan memberikan rasa lega. Kualitas tidur yang lebih baik pun dapat tercapai, yang sangat penting bagi pemulihan tubuh dan pembakaran kalori yang lebih efektif.


Apa Artinya Bagi Kita?


Meskipun studi ini menunjukkan manfaat menangis, tentu saja menangis tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya metode untuk menurunkan berat badan. Menangis lebih baik dipandang sebagai cara alami untuk meredakan emosi dan mengurangi stres. Untuk mencapai penurunan berat badan yang sehat, dibutuhkan kombinasi antara pola makan yang baik, olahraga teratur, dan manajemen stres.


Namun, ini adalah pengingat bahwa emosi kita memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap tubuh daripada yang kita kira. Menghargai perasaan kita, mengungkapkannya dengan cara yang sehat, dan memberikan waktu bagi tubuh untuk pulih bisa membawa manfaat lebih dari sekadar mengurangi beban emosional.

Pendidikan Anak Terlalu Dini


Guru saya di Jogja, Ustadz Fauzil Adhim pernah menulis sebuah penelitian. Ada anak ajaib asal China bernama Zhang Xinyang, yang sempat menghebohkan karena usia 2,5 tahun sudah menguasai 2000 abjad China yang rumit itu, masuk perguruan tinggi usia 10 tahun dan meraih gelar Ph.D. pada usia 16

Sebelum Zhang Xinyang ada juga William James Sidis atau akrab dengan panggilan Billy Sidis, anak dari Professor Boris Sidis yang diberi perlakuan khusus sesuai pendekatan behaviorisme ala William James. Prof. Boris sendiri memang pengagum berat William James, tokoh psikologi behaviorisme.

Apakah anak-anak luar biasa ini bisa dikatakan hebat? Ternyata justru hasilnya miris. Billy Sidis yang “secemerlang” Zhang dan berakhir mengenaskan karena secara mental sangat menderita. Sebagaimana Prof. Boris, orangtua Zhang juga sangat terobsesi dengan bakat anak sehingga ia hanya fokus mengembangkan bakat. 


Ia memiliki 𝗱𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗸𝘀𝗮 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 (𝙗𝙚𝙝𝙖𝙫𝙞𝙤𝙧𝙘𝙝𝙚𝙘𝙠𝙡𝙞𝙨𝙩) sangat ketat yang harus dipenuhi anak. Sangat khas pendekatan behaviorisme. Ia lupa (𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘩𝘶) bahwa usia sebelum mumayyiz seharusnya fokus kepada mengembangkan kebaikan-kebaikan pada diri anak. Bukan tergesa-gesa mengembangkan bakat anak.

12 tahun setelah Zhang meraih gelar doktor termuda dalam sejarah China, ia memilih hanya duduk-duduk sepanjang hari. Zhang mengatakan, “Duduk diam dan tidak melakukan apa pun adalah kunci kebahagiaan seumur hidup.” Zhang juga menuntut orangtuanya untuk memenuhi segala keinginannya dengan mengirimi uang. Ia menganggap orangtuanya bertanggung-jawab terhadap kehampaan jiwa yang ia rasakan saat ini.

Billy Sidis dan Zhang Xinyang sudah memberi contoh. Dan apakah kita sebagai orang tua ingin menjadi obsesif dan egois, sehingga mau mengorbankan anak Anda sebagai contoh berikutnya dengan sibuk mengembangkan bakat sebelum mengembangkan kebaikan-kebaikan pada dirinya? Padahal kebaikan itu baru bisa kita kembangkan apabila kita telah mengenyangkan kebutuhan psikologis dan emosional anak.



Pendidikan di masa dini di negara kita, banyak orang tua yang menggegas anak anaknya agar hebat di usia BALITA. Dimasukan PAUD atau play group untuk belajar CALISTUNG (Baca Tulis Hitung) sehingga ketika orang tua mendapati anaknya yang usia 5 tahun sudah bisa membaca mereka langsung teriak “Anakku keren, kecil kecil udah bisa baca!” Lalu ia ceritakan kemana mana kehebatan anaknya yang sudah bisa membaca di usia dini. 


Namun orang tua tak menyadari, bahwa anak anak yang dipaksa bisa membaca sejak PAUD kelak akan tercederai fitrah belajarnya sehingga kelak di usia 10 – 12 tahun hypocampus otaknya mulai meredup dan jadi malas belajar dan malas membaca seumur hidupnya. 


Ada juga orang tua yang shalih dan ingin anaknya juga menjadi shalih, maka karena kurangnya ilmu dalam Tarbiyatul Aulad, maka mereka mengajarkan fitrah keimanan yang keliru dengan mengajarkan sholat terlalu dini, memasukan anak anak mereka ke TPA atau rumah tahfidz yang mulai menjamur dimana mana saat ini agar anak anak BALITA ini bisa membaca dan menghafalkan quran sejak dini. 


Ditambah lagi dengan kompetisi PILDACIL dan Hafidz Cilik di salah satu stasiun televisi yang membuat orang tua berlomba lomba mendaftarkan anaknya agar menjadi juara sehingga orang tua menjadi bangga. Padahal kami pernah menangani kasus, anak yang dulunya juara PILDACIL namun sekarang ini terlibat homoseks di pondoknya. Ayat Al Quran dan hadits sama sekali tak terbekas di hatinya, karena ketika ceramah ia hafal ayat Al Quran dan hadits hanya sekedar di mulut dan kerongkongan. Tidak masuk ke hatinya. 


Padahal Rasulullah sudah menganjurkan, “ajarkanlah sholat anakmu sejak usia 7 tahun”, bukan sejak dini. Sehingga banyak anak anak yang pintar membaca dan bahkan menghafal quran sejak dini, bukan malah bertumbuh fitrah keimananya tapi malah tercederai. Hingga ada kasus, dimana anak usia 7 tahun ketika mau masuk SD sudah mewanti wanti ibunya, untuk tidak memilihkan sekolah yang ada pelajaran tahfidznya karena ia sudah bosan sejak BALITA sudah dipaksa menghafal quran.


Bukan tidak boleh anak di bawah 7 tahun diajarkan mengaji dan menghafal Al Quran, tapi ada waktunya. Allah menciptakan otak kita bertahap pertumbuhannya, sehingga fungsinya bisa dioptimalkan juga masa demi masa. Tidak langsung semua bisa dioptimalkan. Sehingga bukan berarti kita ingkar dan melarang mengajari anak tentang kitab suciNya. 


Semua itu ada waktunya. Sebagaimana kisah kepompong yang berproses menjadi kupu-kupu, tapi karena kita tak sabar ingin segera melihat kupu-kupu yang indah, lalu kita bantu kepompong itu dengan memotong kulitnya agar cepat menjadi kupu-kupu. Namun nyatanya, kupu-kupu itu malah tidak bisa terbang. 


Dalam Al Quran dikatakan, “Wal Asri” yang artinya “Demi Masa”. Maka arti demi masa itu bisa dimulai dari 1 tahun, bisa 7 tahun, bisa 40 tahun. Semua usia ini adalah masa, dan setiap masa perlakuannya berbeda. Jika dipaksakan sebelum waktunya sehingga menyalahi fitrah mereka, maka pasti akan ada penyimpangan yang terjadi. 


Karena kaidah *“LEBIH CEPAT, LEBIH BAIK”,* bukan pada tempatnya untuk digunakan dalam mendidik anak anak kita.


Oleh : Igo Chaniago

*Founder Fatherhood Community

#FatherhoodCommunity #AyahPendidikPeradaban #HomeBasedEducation

Santri Menjadi Teladan Dalam Adab Dan Kemandirian


Di momen hari Santri saat ini, bukan hanya sekedar peringatan, tapi juga momentum untuk melanjutkan perjuangan para ulama yang telah konsiten menjaga kepribadian dan perjuangan bangsa. 

Karena itu sangat tepat jika Hari santri kali ini bertemakan, "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan".

Santri adalah bagian dari pelajar, anak bangsa yang menyiapkan diri untuk menjadi bahan baku kemajuan Indonesia masa depan. 

Santri bukan hanya belajar mengaji, tetapi juga mengukir peradaban dengan akhlak dan ilmu.
Santri juga bukan sekadar status, tetapi karakter yang melekat dengan perjuangan dan pengabdian.

Santri telah berkiprah di berbagai bidang, banyak contoh telah mengisi ruang ruang publik dan kepemimpinan di Nusantara. 
Sebagai contoh yang masih hidup dan berkiprah saat ini Gus Muhaimin Iskandar, Dr. Hidayat Nurwahid, Gus Syaifullah Yusuf, Ust Adi Hidayat, Ust Dr. Abdul Shomad, Prof Dr. H. Nadirsyah Hosen sebagai dosen di Australia dan berbagai tokoh lainnya. 

Hari ini momen yang tepat bagi siapapun yg ikut perhatian, bangga serta memikirkan perkembangan para pelajar/santri yang telah mendedikasikan diri untuk dibekali muatan kemandirian dan keunggulan adab islam. 

Pesantren telah memberi warna bagi hadirnya pengaruh santri dalam berbagai level kemasyarakatan dan kepemimpinan . 
Ciri kepribadian Santri yang mencolok diantaranya kuat dalam ibadah, tangguh dalam ilmu, dan tegas dalam prinsip. 

Kita akan merasakan kehadiran santri jika satu diantara keluarga kita, anak anak atau cucu keturunan kita pernah mengenyam sebagai santri yang telah teruji di berbagai aktivitas lapangan. 
Jika belum merasakan kehadiran santri dikeluarga kita minimal ada perhatian dan keikutsertaan dalam menguatkan kehadiran para santri ditengah masyarakat dan kehidupan kita. 

Selama ini santri agak dikesankan pelajar pinggiran, anak buangan, anak kurang sehat, anak kurang perhatian dan kasih sayang, banyak terjadi penyimpangan pergaulan dst. 

Namun anggapan ini semakin lama semakin berkurang berangsur angsur hilang dengan hadirnya pesantren dan Santri yang terus berbenah menunjuk kiprah dan kinerja ditengah keterbatasan daya dukung masih konsisten mengajarkan pengorbanan dan kemandirian kepada semua anak didik. 

Keberadaan Santri, dengan ilmu dan akhlaknya, pastinya akan mampu menjawab tantangan zaman.Santri masa kini adalah santri yang mampu beradaptasi di era digital tanpa kehilangan identitasnya. 

Keberadaan dan kehadiran santri memang butuh perjuangan berbagai pihak, setidaknya peran orang tua dengan tanggung jawab membiayai, memperhatikan dan mendoakannya. 

Peran berbagai pihak yang mengharapkan  hadirnya generasi penerus bangsa yang berkarakter, termasuk peran para santri sendiri yang siap berkorban untuk tidak menikmati kenyamanan selama masa pembelajaran, harus siap menahan lapar, kantuk, dan berbagai ketidaknyamanan dalam masa membangun pondasi dan menyemai fikiran besar. 
Karena Santri telah diajarkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kesabaran dan ketekunan.

Terakhir di pesan singkat ini, doa dan pesan untuk anak anak Santri sebagai bagian keluarga kita, 
Engkau adalah lentera yang menerangi jalan bangsa menuju keberkahan dan kebaikan.
Dan Engkau para santri adalah pejuang tanpa pamrih, berkhidmat untuk agama, bangsa, dan kemanusiaan.

Selamat Hari Santri Nasional
22 Oktober 2024


Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
Mukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai Allâh Daripada Mukmin Yang Lemah; Dan Pada Keduanya Ada Kebaikan. 

AW Media Group:
https://jatimku.com
https://aepublishing.id
https://kepanjenkita.com
https://www.aguswahyudi.web.id/
https://sastraindonesia.org

Komitmen dan Konsistensi Merawat Perjuangan Palestina7 Oktober 2023 – 7 Oktober 2024




Titik awal di mana setiap orang mengakui bahwa hidup mereka tidak akan kembali seperti semula, saat para apatis mulai menunjukkan kepedulian, orang-orang yang biasanya pasif menjadi lebih terlibat, dan mereka yang biasanya acuh tak acuh kini bersuara.

Kehidupan normal sekarang menjadi suatu privilese yang tidak mudah untuk dibagikan kepada dunia. Di saat-saat seperti ini, kebebasan terasa sangat berharga. Badai Al-Aqsha adalah panggilan bagi kita semua untuk bersatu demi keadilan, kemerdekaan, dan simbol perjuangan. Satu tahun sudah berlalu sejak 7 Oktober 2023, namun perjuangan sejatinya telah dimulai sejak berpuluh-puluh tahun lalu.

Di tengah kehidupan kita yang terkesan baik-baik saja, ada kondisi kontras yang jauh dari kata “baik-baik saja”. Lebih dari 51.000 jiwa, termasuk 16.859 anak-anak dan 11.429 perempuan hilang atau tidak ditemukan. 2.000.000 masyarakat Gaza mengungsi, 25.973 anak kehilangan orangtuanya. 69% dari korban terluka adalah anak-anak dan perempuan. Lebih dari 900 bayi dibawah satu tahun meninggal selama agresi. 

Tidak hanya itu, 516.500 rumah rusak dan hancur dengan 4 juta ton puing. 85.000 ton bahan peledak, enam kali lipat dari bom Hiroshima. 886 tenaga medis meninggal dunia, dan 717 tenaga kesehatan terluka. 34 rumah sakit hancur dan 80 pusat kesehtan hancur. 12.000 orang membutuhkan perawatan medis mendesak dan 3.500 anak Gaza terancam akibat kekurangan gizi. 25 masjid dibom, 3 gereja rusak parah dan 206 situs warisan budaya hancur. 461 sekolah universitas dibom. 625.000 siswa tidak dapat mendaftar dan 88.000 mahasiswa terhalang melanjutkan kuliah.

Dengan semakin banyaknya korban, harusnya membuat semangat juang kita membela Palestina juga semakin menyala. Api perlawanan tidak boleh padam, justru harus makin berkobar. Karenanya, perlu adanya kegiatan yang mendorong kita untuk selalu menyuarakan kemerdekaan Palestina.

Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan global yang lebih luas untuk menghentikan penjajahan, membela hak asasi manusia dan menegakkan keadilan bagi Palestina. Melalui kegiatan ini, kami berharap untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu tentang Palestina. Kalimantan Barat akan terus mengawal perjuangan kemerdekaan Palestina.

Qana'ah: Syuhud

Engkau posting harta?
Di luar sana ada yang lebih kaya darimu.

Engkau posting makanan enak?
Di luar sana ada yang lebih enak makanannya darimu.

Engkau posting kecantikan/ketampanan?
Di luar sana ada yang lebih cantik/tampan darimu.

Sungguh tak akan ada habis jika engkau membanggakan dunia.
Sebab akan senantiasa ada orang-orang yang mengunggulimu.

Maka fokus dan unggulilah pada sesuatu hal kebaikan yang mendapat ridhho Allah Ta'ala dan yang bermanfaat untuk kehidupan akhiratmu.

Dimana yang jika engkau mengamalkannya, niscaya engkau akan mendapat pahalanya bukan mendapat sebuah pujian manusia.

Al Hasan Al Bashri mengatakan,
“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam masalah dunia, maka unggulilah dia dalam masalah akhirat.”

Wahib bin Al Warid mengatakan,
“Jika kamu mampu untuk mengungguli seseorang dalam perlombaan menggapai ridha Allah, lakukanlah.”

Sebagian salaf mengatakan,
“Seandainya seseorang mendengar ada orang lain yang lebih taat pada Allah dari dirinya, sudah selayaknya dia sedih karena dia telah diungguli dalam perkara ketaatan.”

[Latha’if Al-Ma’arif Ibnu Rajab, hal. 244, Dar Ibnu Hazm, cet. I, 1424 H, syamilah]
Note: 
Bukan berarti kita tidak boleh mengejar dunia, tapi kejar dunia untuk orientasi dan tujuan akhirat: “Dunia di genggaman, akhirat tetap di hati” bukan dunia dijadikan tujuan apa lagi untuk di banggakan.