Latest News

Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KESEHATAN. Tampilkan semua postingan

Lanjutan - Tanda Anak Anda Harus Dibawa ke Dokter




Baby AE - Baik, sesuai janji saya lusa itu. Saya akan melanjutkan informasi mengenai beberapa tanda anak harus dibawa ke dokter. Simak lanjutannya di bawah ini ya  J.

6. Demam pada si baby newborn



Baby di bawah usia 3 bulan  lebih rentan mengalami demam. Orangtua patut waspada apabila suhu tubuh anaknya lebih dari 38°C. Karena bayi yang baru lahir khususnya mereka yang berusia di bawah 6 minggu lebih berisiko mengalami infeksi sebab sistem imun mereka belum matang. Apabila suhu tubuh pada anak terus tinggi selama lebih dari 3 hari walaupun sudah diberi parasetamol, lebih baik bawalah ke dokter khusus anak. Jika mengalami gejala lain, bisa jadi bayi mengalami salesma atau yang lebih serius lagi seperti meningitis. Semakin cepat gejala-gejala lain terdeteksi, maka semakin baik pula penanganannya.

Baca juga:  Beberapa Tanda Anak Harus Dibawa ke Dokter

7. Kepala bayi terbentur



Apa yang kamu lakukan apabila kepala si kecil terbentur? Apakah hanya mengusap-ngusap kepalanya saja?

Memang lumayan sulit untuk mengetahui seberapa parah sebuah benturan pada kepala si kecil. Oleh sebab itu Bunda ataupun Ayah harus melakukan pengecekan secara teliti. Perlu orangtua ketahui, apabila anak terjatuh dan ada benturan pada bagian kepala lalu setelah itu si kecil mengalami muntah-muntah lebih dari satu kali, rewel, kemudian terlihat sangat pusing, segera bawalah ke dokter. Bahkan apabila keadaan si kecil semakin serius seperti kehilangan kesadaran atau pingsan, Bunda harus langsung menghubungi 118, bisa juga langsung ke rumah sakit terdekat.

8. Terjadinya bintik-bintik ungu kemerahan pada kulit bayi





Ada jenis kulit bayi yang digigit nyamuk saja langsung bisa menimbulkan bekas berbentuk bintik kemerahan. Namun, hal itu tidak perlu ditakutkan ya Bunda J. Akan tetapi waspadalah, apabila pada kulit si kecil terdapat bintik-bintik ungu kemerahan. Meskipun bintik itu digosok bintik itu tidak memudar.
Menurut keterangan Dr. Philippa Ridley, ada beberapa kasus yang bisa menyebabkan kulit bayi mengalami bintik, tetapi sebagian besar tidak berbahaya. Akan tetapi, apabila terdapat bintik ungu kemerahan yang ukurannya cukup besar, waspadalah. Kemungkinan itu adalah tanda bahwa si kecil mengalami meningitis dan segera bawa ia ke rumah sakit agar dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.

9. Bayi bernapas tersengal-sengal



Apabila bayi kesulitan bernapas sehingga tampak tersengal-sengal itu merupakan tanda bahwa ia mengalami bronkiolitis. Apa sih bronkiolitis itu? Bronkiolitis adalah infeksi yang terjadi pada dada, sebab adanya RSV (Respiratory Syncytial Virus) di saluran udara kecil di bagian paru-paru yang mengakibatkan bayi kesulitan saat bernapas. Virus ini tidak hanya menyerang pada bayi berusia di bawah 6 bulan, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa. Namun, tingkat risiko terbesar untuk terkena RSV adalah pada bayi di bawah usia 6 bulan.

Gejala lain yang ditimbulkan penyakit ini adalah demam serta kesulitan makan maupun minum. Oleh sebab itu, pantau terus suhu tubuh pada bayimu dan berikan ia cairan yang cukup. Namun, apabila si kecil bernapas lebih cepat dan berbunyi, kemudian mendadak kulit atau bibirnya membiru dan susah menelan. Segera telepon ambulance untuk membawanya ke rumah sakit.
Ada juga penyakit lain yang masih terkait dengan pernapasan dan patut orangtua waspadai adalah croup. Penyakit ini merupakan terjadinya peradangan pada saluran napas atas yaitu laring yang disebabkan oleh virus seperti parainfluenza, influenza, RSV, ataupun karena alergi. Gejala yang ditimbulkan adalah batuk seperti menggonggong dan sering terjadi pada malam hari. Jika si kecil mengalami hal tersebut, itu tandanya ia membutuhkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

10. Bayi tiba-tiba kehilangan kesadaran



Satu dari 20 balita bisa saja tiba-tiba mengalami kejang, tidak sadarkan diri kemudian kaku dan wajahnya berubah memucat. Namun, hal itu lebih banyak dialami oleh bayi berusia 6 bulan. Kejadian tersebut berlangsung secara singkat, karena otaknya tidak berfungsi dengan baik.

Apabila si kecil mengalami kejadian ini, usahakan si kecil tetap tenang. Buka pakaiannya secara perlahan, dan belai si kecil dengan lembut. Ketika ia mulai sadarkan diri, segera beri parasetamol khusus untuk bayi. Namun, jika keadaan seperti ini terjadi secara terus menerus memangs sangat menakutkan dan bisa membuat orangtua panik. Denga begitu segera telepon 118 atau langsung bawa ke rumah sakit terdekat.

Bagaimana Bunda dan Ayah? Sudah mengerti kan sekarang?

All picture by: Google


Beberapa Tanda Anak Harus Dibawa ke Dokter




Baby AE - Ketika anak sakit, pasti orangtua khawatir dong dengan anaknya. Apalagi jika kondisi sakit anak terlihat parah. Orangtua mana yang tidak panik. Di bawah ini ada beberapa tanda anak sakit yang harus di bawa ke dokter. Silakan disimak ya Bunda dan Ayah J.


1. Bayi terus menerus muntah

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan si kecil muntah di antaranya adalah karena ia keracunan makanan atau sakit perut yang melilit. Apabila si kecil terus menerus muntah yang membuatnya kehilangan berat badan, segeralah bawa ke dokter.

Muntah dengan disertai diare dapat mengakibatkan bayi mengalami dehidrasi. Ciri-cirinya seperti lesu, mata menjadi cekung, dan ubun-ubun juga menjadi cekung. Apabila tanda-tanda tersebut terlihat, segera bawa ia ke rumah sakit terdekat.
Kebiasaan muntah setelah makan atau menyusui biasanya dialami bayi usia di bawah 2 bulan, hal itu juga patut orangtua waspadai. Bisa jadi bayi terserang penyumbatan pada saluran perut, sebab otot pada persendian di antara perut dan usus terlalu berkembang. Kondisi seperti ini bisa terdeteksi dengan baik jika Bunda segera membawanya ke dokter. Dokter biasanya akan melakukan tindakan operasi untuk memotong otot yang terlalu berkembang.



2. Tubuh bayi bereaksi terhadap alergen

Anak-anak yang mempunyai alergi terhadap makanan maupun suatu benda tertentu memiliki kemungkinan untuk mengalami reaksi yang negatif. Misalnya wajah, lidah, dan bibir membengkak disertai kesulitan bernapas. Namun, hal ini jarang terjadi pada bayi dan anak-anak. Akan tetapi, orangtua harus tetap waspada. Jika orangtua menemui tanda-tanda seperti hal tersebut pada si kecil, segera bawa ke dokter.

Dokter Sarah mengatakan, “Reaksi terhadap alergi lain seperti hidung berair, rona kemerahan di sekitar mata dan eksim membutuhkan tes untuk mengetahui penyebab alergi. Hal ini sangat penting supaya bisa dilakukan penanganan secara tepat. Orangtua juga perlu membuat catatan tentang apa saja yang bisa membuat si kecil alergi sehingga mempermudah pengobatannya."


3. Si kecil berjalan terpincang-pincang

Sering kita temui anak atau balita begitu aktif. Anak seperti itu biasanya lebih sering jatuh, karena mereka tidak bisa diam. Maka dari itu, tidak heran apabila kaki si kecil terkilir yang mengakibatkan jalannya terpincang. Jika si kecil mengalami hal ini, orangtua tidak perlu panik. Namun Dr. Philippa menyarankan untuk melakukan pemeriksaan sinar X di rumah sakit, guna mengecek tulang atau persendian yang terluka atau bergeser apabila si kecil tiba-tiba pincang ketika sedang berjalan biasa.

Balita yang sedang belajar berdiri biasanya akan menggunakan ujung jari kakinya sebagai tumpuannya. Sesekali juga ia akan jatuh karena hal itu. Keadaan balita akan baik-baik saja selama ia masih bisa kembali berdiri dan bertumpu dengan benar. Namun, apabila balita jalannya menjadi pincang setelah ia terjatuh, ada baiknya orangtua memeriksakannya ke dokter.

Baca juga: Tips Memandikan Bayi dengan Benar


4. Si kecil mengeluh sakit perut



Bayi dan balita memang lebih rentan terserang penyakit, termasuk sakit perut. Waspadalah apabila si kecil mengeluh perutnya sakit selama lebih dari 2 jam. Karena bisa jadi si kecil terserang radang usus buntu. Radang usus buntu pada umumnya dibarengi dengan demam yang bisa membuat buah hati menjadi rewel. Komplikasi lain dari penyakit ini adalah kolik yang disebabkan adanya sakit di bagian bawah perut. Orangtua juga bisa melihat dari tanda-tanda lain seperti membuang makanannya, muntah-muntah, serta enggan untuk berjalan.


5. Bentuk tinja pada bayi tidak biasa

Apabila bayimu terlihat kesakitan dengan wajah pucat, perutnya mengeras, dan ada darah pada tinjanya, langsung bawa saja ia ke dokter. Bisa jadi gejala tersebut yang timbul akibat penyumbatan usus pada bayimu. Gejala lain yang ditimbulkan adalah muntah berwarna kehijauan, tinja kental dengan warna kemerahan dan menangis meraung-raung karena si kecil merasa tidak nyaman.
Penyakit lain yang juga wajib orangtua perhatikan adalah radang pada lambung, usus besar, dan usus kecil dengan ditandai diare berlebihan. Akibat dari diare ini, kemungkinan si kecil mengalami dehidrasi sangat besar. Maka dari itu, orangtua harus rajin memberikan cairan yang cukup. Bila si kecil muntah, jangan berikan minuman langsung dalam jumlah banyak. Namun, berikan sedikit demi sedikit setiap 5 menit. Orangtua juga boleh memberikan ia larutan oralit untuk menggantikan cairannya yang telah hilang.

Bagaimana Bunda dan Ayah? Sudah tahu kan sekarang J?

Eits …, masih ada tanda-tanda lainnya lagi lho. Namun, akan saya posting minggu depan ya J. Jadi, pastikan jangan sampai terlewatkan J.

All picture by: Google

Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi Gratis Bersama AK (Arek Kepanjen)





Menjaga kesehatan mulut terutama gigi adalah hal yang sangat penting. Pelajaran yang sangat berharga ini harus diberikan sejak dini. Seperti yang dilakukan oleh organisasi AK (Arek Kepanjen).  Tempo hari AK melakukan penyuluhan dan juga pemeriksaan gigi di Senyum Dental Kepanjen. Penyuluhan ini diberikan kepada anak didik AK yang terdiri dari 29 anak. 




29 anak ini terdiri dari anak kepanjen dan sekitarnya yang merupakan anak dari keluarga kurang mampu, balita sampai SMP. Untuk memastikan hal ini 29 anak tersebut sudah disurvei ke rumahnya masing-masing.


Program penyuluhan dan pemeriksaan gigi gratis ini bertujuan untuk mengenalkan pada anak bahwa menjaga kesehatan gigi itu sangat penting. Selain acara penyuluhan dan pemeriksaan gigi AK juga mengadakan aktivitas lain untuk 29 anak didiknya, seperti rutinan yang dilakukan setiap 3 bulan sekali mengadakan santunan anak yatim piatu, 1 bulan sekali makan bersama di warung. 
Hal ini dilakukan karena terkadang anak yang kurang mampu untuk biaya hidupnya saja orangtuanya harus bersusah payah apalagi untuk makan enak. Maka dari itu, mereka di ajak untuk makan bareng di warung. Oh iya, untuk biayanya juga ditanggung yang mempunyai warung atau usaha tersebut. Sekalian amal biar dagangannya laris manis hehe.



Untuk acara penyuluhan, pemeriksaan gigi dan juga santunan ini baru dilaksanakan 1 kali ini. AK memberikan 2 paket untuk program santunannya. Yang pertama adalah paket sehat yang terdiri dari susu, multivitamin, obat cacing. Paket kedua yaitu paket pendidikan yang terdiri seperangkat alat tulis, uang saku dan juga hal yang dibutuhkan oleh anak didik.


Selektif dalam Memilih Makanan untuk Bayi




Baby AE - Pilihan makanan yang baik sangat penting untuk medukung pertumbuhan bayi. Pada umumnya bayi sudah diperbolehkan diberi makanan padat ketika usianya mulai 4-6 bulan ke atas. Supaya perkembangan si kecil berlangsung baik, sangat disarankan memberi makanan sehat untuknya sesuai dengan usianya.

Sebelum memikirkan makanan sehat apa untuk bayimu, perlu diperhatikan pula fakor kesiapan pada bayi untuk menerima makanan padat. Waktu terbaik untuk mengenalkan makanan padat pada si kecil adalah pada saat ia sudah memiliki kesiapan dan kemampuan untuk makan.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menganjurkan pemberian makanan padat pada bayi ketika sudah menginjak usia 6 bulan.

Kamu tidak perlu terburu-buru dalam memberikan makanan padat yang sehat untuk si kecil. Sangat tidak direkomendasikan untuk memberikan makanan padat pada bayi yang berusia kurang dari 4 bulan. Karena, itu juga terkait dengan sistem penceraan pada bayi yang baru siap menerima makanan padat pada saat usia 4 bulan. Mengenalkan makanan padat terlalu dini pada si kecil bisa meningkatkan risiko alergi makanan, asma, obesitas, dan infeksi pernapasan.

Proses tumbuh kembangnya pada setiap bayi berbeda. Begitu pun dengan kesiapan bayi dalam menerima makanan berbentuk padat. Jadi, sangat penting untuk memperhatikan tanda-tanda pada bayi, apakah ia telah siap untuk mengonsumsi makanan padat.

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Dicek Pada Tumbuh Kembangnya Bayi Usia Satu Bulan

Tanda-tanda kesiapan bayi menerima makanan padat di bawah ini:

1. Bayi sudah bisa mengangkat kepala dan lehernya.
2. Terlihat kelaparan meski baru saja diberi ASI atau susu.
3. Berat badannya sudah naik dua kali lipat dari bobot ketika lahir.
4. Mulai tampak tertarik dengan apa yang kamu makan, misalnya dengan mencoba meraih makanan dari piringmu.
5. Sudah bisa menahan makanan di dalam mulutnya.
Apabila si kecil sudah memperlihatkan tanda-tanda di atas, itu artinya dia sudah siap diberi makanan padat.


Beberapa pilihan makanan sehat untuk bayi di bawah ini:

1. Daging

Mungkin kamu berpikir bahwa daging tidak cocok untuk bayi karena teksturnya yang keras. Namun, itu tergantung dari cara kamu memasaknya. Memasak daging yang benar untuk bayi adalah dengan cara merebusnya dalam waktu lama agar teksturnya empuk dan mudah dipotong kecil-kecil atau dihaluskan. Mengonsumsi daging baik untuk bayi karena selain mengandung protein juga mengandung zat besi dan zinc. Daging sudah dapat diberikan pada bayi berusia 6-8 bulan ke atas.

2.  Labu

Labu merupakan sayuran yang memiliki rasa manis alami dengan tekstur creamy (lunak). Selain lezat disantap, labu juga mempunyai kaya akan vitamin A dan C.

3. Jeruk

Rasa dari buah yang kaya akan vitamin C dan zat antioksidan ini sangat digemari oleh bayi. Kamu dapat memberinya sebagai camilan.

Baca juga: Faktor Risiko dan Cara Menangani Kejang Demam

4. Brokoli

Selain folat, serat, dan kalsium yang baik bagi perkembangan bayi. Brokoli juga dianugerahi oleh kandungan sulfur. Kandungan ini dapat memberi rasa unik di lidah yang dapat membuat bayi mengenal berbagai jenis rasa. Tidak hanya itu, brokoli juga mempunyai kandungan antikanker.

5. Sayur dedaunan berwarna hijau gelap

Jenis sayuran tersebut mengandung zat besi dan folat tinggi yang baik untuk kesehatan bayi. Pilihan sayuran terbaik yang dapat kamu berikan kepada si kecil yaitu bayam.

6. Yoghurt

Kamu boleh memperkenalkan yoghurt pada bayi berusia 6 bulan. Kandungan kalsium dan vitamin D yang tinggi pada yoghurt dapat member efek baik bagi perkembangan tulang dan gigi si kecil. Selain itu, bayi juga tidak mudah terserang sakit karena yoghurt dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mendukung kesehatan jantung serta otak.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Menangis


Pilih yoghurt dengan rasa tawar tanpa tambahan gula. Setelah itu, tambahkan pada buah-buahan yang sudah dihaluskan seperti alpukat, apel, dan pisang. Kamu juga boleh memberi tambahan ASI atau susu formula untuk membuatnya encer supaya mudah ditelan oleh bayi.

7. Sereal

Sereal terbuat dari satu jenis biji-bijian dan sudah diberi tambahan zat besi. Kamu boleh mencampurkannya dengan ASI, susu formula, atau air mineral. Menu sereal ini bisa diberikan pada bayi berusia 6 bulan.

Selain itu, jangan memberinya jenis-jenis makanan seperti telur mentah atau setengah matang, madu, kacang, jenis ikan laut yang diduga mengandung merkuri, kerang-kerangan mentah, makanan dengan kandungan lemak jenuh tinggi, dan makanan rendah lemak.

Hal-hal yang Perlu Dicek Pada Tumbuh Kembangnya Bayi Usia Satu Bulan




Baby AE - Pernah mengabaikan tumbuh kembangnya bayi kamu? Pernah terpikir, “Ah nanti juga akan tumbuh dengan sendirinya.” Pernah terpikir seperti itu gak? Meskipun bayi juga bakal tumbuh. Namun, tidak ada salahnya kan apabila selalu mengecek. Toh, juga ada hubungannya dengan kesehatan si baby.


Jangan pernah menyepelakan hal-hal kecil apalagi mengenai bayi kamu. Karena, suatu masalah yang awalnya kecil bisa berubah menjadi besar jika disepelekan ataupun diabaikan.

Memperhatikan tumbuh kembangnya bayi itu sangat penting. Selain selalu memantau segala aktivitasnya, jangan lupa juga sering mengecek kesehatan si baby.

Orangtua jika mencintai bayinya pasti akan melakukan yang terbaik untuk bayi ataupun anak-anaknya. Termasuk selalu memperhatikan pertumbuhan si kecil. Jika tidak suka dengan bayi/ anaknya pasti sudah dibunuh sejak masih di dalam rahim atau kandungan. Atau bahkan jika sudah lahir akan dibuang. Di bawah ini dijelaskan beberapa hal yang perlu dicek pada tumbuh kembangnya bayi usia satu bulan:

Baca juga: Manfaat Anak Bermain di Luar Ruangan



a. Frekuensi menyusu bertambah

Frekuensi menyusu pada bayi semakin lama akan semakin bertambah dan waktu yang diperlukan untuk menyusui juga semakin lama. Karena hal ini untuk memenuhi kebutuhannya sebab lambungnya semakin besar dan aktivitasnya semakin banyak.

b. Pertumbuhan panjang dan berat tubuh semakin pesat

Dengan bertambahnya usia maka berat bayi dan panjang tubuh bayi pun akan semakin bertambah.

Untuk berat tubuh bayi laki-laki biasanya bertambah sekitar 3,4 kilogram sampai 5,7 kilogram dan panjang tubuh sekitar 51,1 sentimeter sampai 58,4 sentimeter. Bagian lingkar kepala biasanya berkembang mulai 35,1 sentimeter sampai 39,5 sentimeter. Sedangkan pada bayi perempuan, berat tubuhnya akan bertambah mulai 3,2 kilogram sampai 5,4 kilogram dan panjang tubuh sekitar 50 sentimeter sampai 57,4 sentimeter.

Bayi yang baru lahir memiliki ubun-ubun lunak yang disebut fontanel dan akan mengeras seiring dengan bertambahnya usia. Namun, apabila fontanel terlalu menonjol, kemungkinan besar bayi sedang mengalami masalah kesehatan. Misalnya, meningitis.

Baca juga: Waspadai Kejang Demam (Step) Pada Bayi


c. Waktu tidur berkurang

Saat sudah memasuki usia satu bulan, waktu tidur bayi mulai berkurang. Di siang hari dia akan lebih banyak tidak tidur dan ibu bisa mengajaknya beraktivitas.

Ibu juga sudah tidak perlu lagi bergadang. Semakin baik kemampuan baby mengenali jam alaminya, dia akan tidur lebih nyenyak pada malam hari hingga pagi hari.

d. Mulai bisa tertawa dan bergumam

Kemampuan berbicara baby pada usia satu bulan memang belum sempurna. Namun, dia sudah mulai mengeluarkan suara  tawa memekik dan gumaman untuk mengekspresikan perasaannya. Berikan balasan dengan mengikuti suara bayi dan ajak bicara face to face (tatap muka) untuk kegiatan yang menyenangkan ini.

e. Koordinasi mata, tangan dan kaki semakin baik

Koordinasi gerak refleks tangan dan kakinya semakin baik. Secara refleks jari tangan bayi akan menggenggam  benda yang diberikan kepadanya. Penglihatannya semakin peka dengan cahaya terang atau sinar yang ditandai dengan ketertarikan bola matanya mengikuti sumber cahaya.
Mulai mengangkat tangan sampai mendekati kepala, biasanya sampai ke mulut dan memasukkan tangannya. Berikan mainan gantung berwarna-warni di atas tubuh baby untuk melatih motorik dan sensoriknya.

f. Kemampuan indera penciuman dan pendengaran semakin baik

Kemampuan pendengarannya semakin sempurna, baby akan menggerakkan kepalanya atau matanya akan menoleh ke sumber suara saat ibu memanggil namanya atau menyembunyikan suara di dekatnya.

Baca juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Bayi Menangis



Baby juga semakin mengenali bau orangtuanya dan di saat ada orang lain yang mendekati, biasanya baby akan gelisah dan menangis.

Faktor Risiko dan Cara Menangani Kejang Demam




Baby AE - Sampai saat ini tidak ada laporan terkait kematian anak dengan penyebab kejang demam. Kecacatan sebagai komplikasi kejang demam juga belum pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan kecerdasan pada umumnya tetap normal pada anak yang memang terlahir normal, meski pernah mengalami kejang demam. Saat anak berusia lima tahun, kejang demam biasanya menghilang dengan sendirinya. Epilepsi terjadi pada kurang dari 5% anak dengan kejang demam dan umumnya pada anak-anak ini terdapat faktor risiko lain, seperti:


Baca juga: Faktor Penyebab Berat Badan Bayi Turun


a. Riwayat epilepsi pada saudara kandung atau orangtua,
b. Kejang demam jenis kompleks, dan
c. Adanya kelainan kecerdasan atau perkembangan yang jelas sebelum terjadinya kejang demam pertama.

Tidak setiap kejang yang disertai demam adalah kejang demam. Apabila kejang terjadi di luar jangkauan usia enam bulan sampai lima tahun atau seusai kejang pada anak tetap tidak sadar maka, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan penyebab lain kejang seperti, epilepsi, ensefalitis, atau meningitis.

Orang tua tidak perlu khawatir berlebihan apabila terjadi kejang pada anak. Karena, kejang demam merupakan  kondisi yang umumnya tidak berbahaya. Walaupun, sebenarnya tetap saja orangtua harus waspada. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan saat terjadi kejang pada anak:

Baca juga: 5 Rekomendasi MPASI untuk Bayi Umur 6 Bulan




a. Tidak panik dan tetap tenang,
b. Pindahkan anak ke tempat aman dan jauhkan dari barang-barang berbahaya seperti, benda-benda        tajam, barang pecah belah, dan sumber listrik,
c. Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher,
d. Miringkan anak, supaya minuman atau makanan dalam mulut keluar sehingga anak tidak tersedak,
e. Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak,
f. Jangan menahan tangan atau kaki anak dengan paksa saat kejang. Karena, dapat menimbulkan            patah tulang,
g. Ukur suhu tubuh anak saat kejang, amati seberapa lama dia kejang  dan apa yang terjadi saat                kejang. Karena, informasi ini sangat penting dan berguna bagi dokter anak Anda,
h. Tetap bersama atau di samping anak saat dia kejang, dan
i. Bila sebelumnya sudah pernah kejang, dokter biasanya memberikan/ membekali orangtua dengan       obat diazepam (untuk jaga-jaga kalau mengalami kejang lagi) yang dimasukkan lewat pantat.             Berikan jika anak masih kejang dan apabila kejang sudah berhenti, jangan diberikan.

Baca juga: Waspadai Kejang Demam (Step) Pada Bayi


Prinsip pencegahan pada kejang demam adalah dengan menurunkan panas saat anak demam menggunankan pemberian obat. Misalnya, ibuprofen atau parasetamol. Kompres hangat pada dahi anak, ketiak, atau lipatan siku. Berikan minum yang banyak pada anak guna menurunkan suhu. Sebaiknya orangtua memiliki termometer atau menyediakannya di rumah supaya dapat mengukur suhu tubuh anak dan dapat memberikan pencegahan seperti yang sudah disebutkan.