Latest News

Tampilkan postingan dengan label CURVASUD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CURVASUD. Tampilkan semua postingan

Penampilan Magis Tarian Sufi dan Sholawat Warnai Milad Majelis Cangkrukan Curvasud Malang

 



Jatimku.com, Malang — Malam penuh khidmat dan magis menyelimuti perayaan Milad ke-1 Majelis Cangkrukan Curvasud yang digelar di Jalan Pattimura, Kota Malang, Sabtu (16/11/2024). Dalam acara yang diramaikan oleh para anggota Curvasud dari tribun selatan Stadion Kanjuruhan ini, penampilan Gamelan Sholawat dari Ki Ageng Wali berhasil memikat hati para hadirin dengan lantunan sholawat yang menggugah jiwa.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Dadang, pembawa acara yang menyampaikan sambutan hangat mengenai semangat kebersamaan dari Majelis Cangkrukan Curvasud. Menurut Dadang, Curvasud bukan hanya sekadar komunitas suporter Arema, tetapi juga wadah yang mempersatukan perbedaan. “Motto kami adalah ‘Penyatu Para Pembeda’. Ini adalah bukti bahwa perbedaan bisa dirangkul dalam kebersamaan,” ungkapnya.

Gus Rois, yang hadir mewakili Ki Ageng Wali, turut memanjatkan doa yang mendalam sebelum memulai pertunjukan. Doa yang disampaikan penuh dengan harapan agar keberkahan selalu menaungi majelis tersebut. "Tuhan terkasih, kami bersimpuh malam ini, mohon rahmat-Mu untuk menjaga persatuan dan kehambaan kami," lantunnya dengan penuh khusyuk.



Keindahan sholawat yang dilantunkan semakin memuncak ketika dua penari Sufi memasuki area panggung. Gerakan memutar penuh kelembutan dari para penari menciptakan suasana syahdu, mengiringi lantunan sholawat yang penuh spiritualitas. Suasana malam itu seolah membawa para hadirin ke dalam pusaran cinta dan ketulusan yang hakiki.

Dalam narasinya, Gus Rois menyampaikan pesan penuh makna tentang cinta yang abadi. “Berulang kali kita terjebak dalam cinta duniawi, dalam jabatan, dalam organisasi. Namun, satu-satunya cinta sejati yang difirmankan Allah adalah cinta kepada Rasulullah,” ujar Gus Rois, menutup penampilan dengan pesan spiritual yang dalam.

Acara Milad ini masih akan berlanjut hingga penampilan dari Dalang Ki Ardhi Poerbo Antono, yang akan membawakan kisah pewayangan dengan lakon yang sarat akan pesan kepemimpinan dan keteladanan.

Perayaan Milad ke-1 Majelis Cangkrukan Curvasud bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang refleksi spiritual yang memperkuat semangat kebersamaan. Penampilan Ki Ageng Wali bersama tarian Sufi menjadi bukti bagaimana seni budaya mampu menyatukan hati dalam satu nuansa cinta dan ketulusan.

#Jatimku #Malang #MiladCurvasud #KiAgengWali #TarianSufi #GamelanSholawat #Budaya #Spiritualitas



Majelis Cangkrukan Curvasud Rayakan Milad Pertama dengan Wayang Kulit Bersama Ki Ardhi Poerbo Antono

 


Malang — Dalam rangka memperingati milad pertama Majelis Cangkrukan Curvasud dan Hari Wayang Sedunia ke-7, akan digelar pagelaran wayang kulit pada Sabtu malam, 16 November 2024 di Jalan Pattimura, Kios No. 1 Malang. Acara ini menghadirkan Ki Ardhi Poerbo Antono, S.Pd sebagai dalang utama, yang akan membawakan lakon “Tumurune Makutharama Hastabrata Kawedar”, sebuah kisah yang mengangkat tema keteladanan pemimpin pada era Kerajaan Singosari.


Ki Ardhi Poerbo Antono menyampaikan rasa gembiranya bisa tampil dan berkolaborasi dengan Majelis Cangkrukan Curvasud, yang mengusung moto "Penyatu Para Pembeda." Dalam lakon yang dibawakan, ia akan mengangkat cerita tentang Ken Angrok, atau dikenal juga sebagai Ranggah Rajasa Sagh Amurwat Bumi, tokoh legendaris yang berperan penting sebagai pendiri Kerajaan Singosari. Menurut Ki Ardhi, lakon ini diharapkan mampu menginspirasi masyarakat Malang dengan teladan kepemimpinan yang bijaksana.


"Melalui pementasan ini, saya ingin meluruskan beberapa cerita yang selama ini berkembang tentang Kerajaan Singosari, terutama yang berasal dari kitab Pararaton versi Belanda. Banyak bagian sejarah yang telah dimanipulasi oleh Belanda untuk mengaburkan sosok pahlawan seperti Ken Angrok," jelas Ki Ardhi.


Ia juga menyoroti bagaimana strategi kolonial Belanda dalam mengubah sejarah melalui narasi yang disebarkan oleh para penulis kolonial, termasuk Christiaan Snouck Hurgronje. "Belanda sangat licik dalam memanipulasi teks sejarah, seperti yang mereka lakukan terhadap Pangeran Diponegoro dan tokoh-tokoh pejuang lainnya. Ini adalah bagian dari perang proksi yang bertujuan memecah belah bangsa," tegasnya.


Selain pagelaran wayang kulit, acara milad ini juga akan diisi dengan berbagai kegiatan religius, seperti dzikir, santunan anak yatim, shalawat, dan doa lintas agama. Gus Hisa Al Ayyubi, selaku penasihat Majelis Cangkrukan Curvasud, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberlanjutan majelis ini. "Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung. Kami akan menghadirkan Gus Bebek, Gus Rois, serta grup sholawat Ki Ageng WL dalam acara ini," ujarnya.


Sementara itu, Ketua Majelis Cangkrukan Curvasud, Sam Ari "Ambon" Susanto, memastikan bahwa persiapan acara sudah berjalan dengan baik. Mulai Jumat, anggota Curvasud telah melakukan pembersihan area acara untuk memastikan kenyamanan para tamu yang hadir. "Ini merupakan langkah berani dari majelis kami yang berasal dari kelompok suporter sepak bola, menyelenggarakan pagelaran wayang kulit. Ini mungkin yang pertama kali di dunia, supporter menggelar wayang," ungkapnya dengan semangat.


Acara ini dijadwalkan akan dimulai pukul 19.00 WIB dan terbuka untuk umum. Kehadiran masyarakat diharapkan dapat turut meramaikan dan memberikan dukungan kepada kegiatan budaya dan religius yang akan digelar.


Peringati Haul Ke-2 Tragedi Kanjuruhan, Gus Hisa Al Ayyubi Pimpin Do'a Bersama di Markas CURVASUD



Malang – Dalam rangka memperingati Haul Ke-2 Tragedi Kanjuruhan, serangkaian kegiatan sosial digelar di Markas CURVASUD, Jl. Pattimura M ALKOT, pada 30 September 2024 dan 1 Oktober 2024. Acara ini dipimpin oleh Gus Hisa Al Ayyubi, dengan tujuan mempererat hubungan masyarakat serta memperkuat ukhuwah antar sesama.

Pada kegiatan tersebut, sejumlah agenda dijalankan, antara lain Do’a Haul Ke-2 Tragedi Kanjuruhan, yang menjadi momen utama untuk mengenang para korban yang gugur dalam tragedi tersebut. "Do’a bersama ini adalah bentuk penghormatan kami kepada mereka yang telah tiada, semoga mereka ditempatkan di sisi terbaik-Nya," ujar Gus Hisa Al Ayyubi.

Selain itu, acara ini juga dimeriahkan dengan Khitan Massal, yang diperuntukkan bagi anak-anak di sekitar wilayah Malang yang membutuhkan layanan khitan secara gratis. Juga diadakan acara santunan anak yatim yang dihadiri oleh 7 anak yatim. 

Tidak hanya itu, berbagai hiburan turut dihadirkan guna memeriahkan suasana dan menciptakan momen kebersamaan bagi masyarakat yang hadir. Seperti acara dangdut, drumband, mberot, dan juga live music. 

Tujuan acara ini adalah untuk merekatkan masyarakat dan menguatkan ukhuwah di antara warga sekitar, serta menjaga solidaritas di tengah kenangan akan tragedi yang menyedihkan tersebut. Walaupun hujan, masih ada ratusan warga yang mendukung acara tersebut. 

Acara ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti ISMI Malang Raya, NGG, RSU. Wajah Husada, Sam HC,  Klik Times, dan tentunya CURVASUD.

Dengan harapan bahwa kegiatan ini tidak hanya mengenang para korban tragedi, tetapi juga membangun persatuan. "Semoga ini menjadi momen yang akan selalu dikenang dan menguatkan persaudaraan di antara kita," ujar Anisa AE sebagai bendahara ISMI Malang Raya.

Acara yang berlangsung selama dua hari ini sukses menghadirkan antusiasme warga serta menjadi simbol solidaritas dan kepedulian antar sesama.