Latest News

Tampilkan postingan dengan label Asma Nurul Hidayatun Nisa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Asma Nurul Hidayatun Nisa. Tampilkan semua postingan

Belajar Wirausaha di Pasar Takjil




Babyae - Hari pertama puasa, di depan rumah ada pasar ta'jil yang digagas oleh warga rt 4. Saya sangat senang pastinya karena tidak perlu keluar rumah untuk mencari menu berbuka puasa. Ibu dan Asma lebih antusias karena mereka berjualan rambut nenek di sana.

Lokasinya tepat di depan rumah saya, di belakang pasar Kepanjen. Awalnya saya ragu karena di sini jalur satu arah dengan kendaraan cepat. Tak disangka, Asma malah semakin semangat dalam berjualan.

Hari pertama puasa, Asma sudah berhasil menjual rambut nenek sebanyak 16 bungkus. Suatu hal yang luar biasa menurut saya karena ini adalah pertama kalinya dia berjualan. Apalagi ditemani oleh teman-temannya, dia bisa belajar banyak hal.

Asma ternyata tidak malu dalam berjualan. Selain itu, dia bisa menghitung uang kembalian untuk pembeli dengan benar. Luar biasa untuk saya.

Semakin Besar, Makin Kritis

Baby AE - Ternyata sudah lama sekali saya tidak mengisi blog ini. Berasa banget banyak sarang laba-laba di mana-mana. Entahlah, terasa sulit untuk menulis maupun bercerita.

Asma sudah beberapa hari masuk kelas 1 SD. Dia diajari menulis baik satu kotak. Sayangnya dia anak kritis, apa pun yang diajarkan harus ada alasannya. Saya sampai heran, dia ini cerdas atau bagaimana. Semakin besar, kesabaran saya semakin mengikis.

Setiap pagi selalu saja ada drama air mata. Teriakan pagi dan juga kerepotan yang membuat saya lelah. Saya belum bisa sabar menghadapi tingkahnya yang luar biasa. Apalagi cengengnya itu. Sedikit-sedikit menangis, seolah tangisan adalah senjata agar dia dibela oleh neneknya.

Entah saya sudah marah yang ke berapa kali. Sehari bisa sangat marah berkali-kali. Habis jalan-jalan pun ada saja yang membuatnya menangis. Padahal saat itu saya sedang lelah, ingin istirahat. Kemarahan pun memuncak.

Ingin sekali mengerem ucapan kasar dari mulut saya, menahan tangan agar tidak melayang ke arahnya. Tapi dia selalu saja membuat saya semakin marah. Seolah-oleh meminta saya untuk memukul dan memarahinya.

Sepertinya saya harus membawanya ke psikolog dan diterapi. Atau ada yang salah dengan saya? Saya bisa gila kalau seperti ini tiap hari. Rasanya seperti mau mati. Tak ingin memarahinya, tapi dibuat marah setiap jam.

Saat Bunda Anisa AE Sakit





Baby AE - Sudah beberapa hari ini saya merasa kurang enak badan. Batuk pilek, seluruh keluarga. Mulai dari Asma yang minum es pin*, ayahnya ikut sakit, Ilmi juga batpil, lanjut ke saya. Rasanya sangat menyiksa.

Asma rewel saat sakit, tapi tidak mau jauh dari adiknya. Hasilnya, Ilmi juga batuk pilek, dia rewel tiap malam. Sampai akhirnya saya juga ikutan sakit. :(

Tapi ada sesuatu yang membuat saya berdecak kagum. Kak Asma sudah mengerti tanggung jawab. Saat Bunda sakit sampai tak kuat bangun, dia yang angkat baju dari jemuran, juga bantu Bunda lipat baju.



Dia pun ingin bisa mencuci baju, agar jika Bunda sakit, dia bisa mencuci bajunya, baju adik, juga baju Bunda. Duh salehahnya ....

Pas Bunda ke dokter, Kakak tidak rewel, bahkan dia mengkhawatirkan saya, takut pingsan di jalan. Lalu dia menjaga adik agar tidak bangun. Sampai saat saya datang, mereka tidur berdampingan.

Sehat terus ya Nak .... Jadi anak salehah yang bisa membanggakan Bunda. :*

5 Manfaat Pokemon Go untuk Anak



Jalan-Jalan Pagi

Baby AE - Bukan hal baru lagi kalau soal Pokemon Go! Banyak yang bilang itu permainan buatan orang Yahudi yang memang ingin menyesatkan orang Islam. Apalagi banyak pokestop yang lokasinya di tempat peribadatan. Dengan banyaknya berita miring tentang Pokemon Go!, tak ayal saya pun jadi penasaran.

Saya pun mencobanya dan memang berasa asik, beda dengan game COC ataupun yang lainnya. Tapi bukan ibu namanya jika tidak menyiasati tiap permainan dengan positif. Karena Asma pun tak mungkin ketinggalan informasi soal game ini. Pasti dia akan bertanya saat temannya menceritakan soal Pokemon Go!. Saya pun bisa merasakan manfaat permainan Pokemon Go! untuk anak balita seukuran Asma.

Yup, saya malah mengajari Machin (Asma Chinta) untuk bermain Pokemon Go!. Kenapa? Karena saya bisa mendapatkan banyak manfaat dari permainan tersebut untuk kami berdua. Ya, kami memainkannya bersama. Beda dengan permainan anak lain yang bisa dimainkan olehnya sendirian.

Mencari Pokemon



1. Belajar Memahami Peta
Saya mengajari Asma bagaimana situasi lokasi di sekitar rumah kami. Menjelaskan ini gang apa, itu gang apa, sampai pada gang-gang sempit sekalipun. Asma jadi mengerti dan hafal nama jalan beserta rumah siapa saja yang ada di sana. Jadi, tidak hanya mencari Pokemon, Asma pun mulai memahami lokasi-lokasi di sekitar rumah. Untuk usianya yang baru 5 tahun dan rawan sekali tersesat jika bermain di luar rumah, ini sangat membantu.

2. Olahraga
Pokemon yang dicari dengan berjalan kaki dan berlari membuat tubuh kami sehat. Apalagi jika mendapat telur, telur tidak akan menetas jika kami tidak berjalan jauh sesuai dengan yang ditetapkan oleh telur tersebut. Mulai dari 2-5km dan kami menikmati berjalan sambil berburu pokemon. Waktu-waktu mencari Pokemon pun memang saya targetkan pada pagi hari di hari Minggu. Jadi memang benar-benar olahraga pagi.

3. Belajar Membaca dan Menghafal
Untuk usianya saat ini, jelas masih terbata dalam hal membaca. Inilah saatnya saya mengajarinya membaca dengan happy. Dia suka, saya juga. Dia membaca nama-nama lokasi pokestop dan menghafalkannya. Karena lokasinya berada di tempat-tempat ramai seperti Kantor Pos, masjid, dan kantor-kantor, Asma pun menghafalkan nama masjid dan kantornya. Tak jarang saya menjelaskan tentang kantor tersebut secara singkat.

Di Taman Contong

4. Belajar Agama
Kok bisa??? Padahal yang lain menyebarkan berita bahwa masjid itu blablabla. Sudahlah, saya tak terlalu peduli berita miring. Yang penting adalah manfaat positifnya. Kami bisa mencari Pokemon setelah sholat di masjid. Jadi, saat datang ke masjid, hape dimatikan. Saat pulang, baru dinyalakan. Kebetulannya lagi, tak perlu menunggu lama di masjid. Karena jika sudah memutar pokestop, akan berwarna ungu, kami harus menunggu lama agar menjadi biru lagi. Solusinya? Cari pokestop lain atau pulang.

Saya pun menekankan pada Asma, "Tuh Pokemonnya saja sering muncul di masjid, artinya kita harus sering-sering mengunjungi masjid juga. Masa' kalah sama Pokemon sih?" Dan selalu kami akhiri dengan tos dan tertawa bersama.

5. Semakin Dekat
Karena banyaknya aktivitas kami masing-masing, mencari Pokemon kami lakukan hanya pada hari Minggu saat dia libur sekolah. Saya selalu meluangkan waktu agar hubungan kami makin dekat. Banyak canda tawa di Minggu pagi, sekalian olahraga, jalan-jajan, dan juga dapat Pokemon.

Nah, kalau kalian bagaimana? Sudah main Pokemon Go! atau belum? Atau masih ragu untuk memainkannya? Ini kisah singkat saya dengan Asma.





Tab Evercoss Baru Milik Asma




Baby AE - Kemarin lusa sebelum masuk sekolah, Asma ngotot minta beli tab, itu saya belikan yang China seharga 800 ribu. Itu pun dari hasil uang yang didapatkannya saat Lebaran kemarin dan hasil dari penjualan hapenya yang khusus untuk game. Sebenarnya saya ingin belikan kapan-kapan, tapi karena dia mau membeli dengan uangnya sendiri, akhirnya kami sepakat untuk membuka tabungannya.

Karena memakai uangnya sendiri, dia pula yang memilih tab apa untuk dibeli. Kami keliling ke beberapa counter untuk melihat tablet yang dijual. Harga yang lumayan fantastik akhirnya membuat saya memilih tablet china. Toh ketika Asma sekolah, saya pun bisa ikut memakainya.

Dia senang sekali mendapatkan tab baru, walau akhirnya pun jarang dipakai. Saya yang sering memakainya, terlebih ketika dua hape juga ikut terjual untuk biaya sekolah Asma dan kehidupan sehari-hari.

Saya memang berkomitmen untuk tidak menggunakan uang Asma jika memang ada yang 'harus' saya penuhi untuk kehidupannya. Jika untuk kesenangannya yang lain, saya biasakan dia agar menabung dari uang saku harian yang saya berikan, Alhamdulillah itu berlangsung sampai saat ini. Dia pun tidak manja jika menginginkan sesuatu.

Semoga Asma menjadi anak salehah dan bisa mengerti kedua orang tuanya.

Asma, Maafkan Bunda



Karya Kolaborasi
Anisa AE - Selesai acara parenting di sekolah TK, saya tak tahu apa saja yang dibahas. Karena memang tidak diberitahu, walaupun kakak saya adalah wali kelas Asma di TK. Apa ada pengecualian buat saya yang tidak bisa hadir di acara parenting? Tidak sama sekali.
Hari Senin, Asma menggambar sendiri. Katanya, disuruh gurunya untuk menggambar. Dengan semangat 45, dia siapkan kertas dan crayon untuk menggambar. Tak lupa pensil dan penghapus. Rencananya menggambar Elsa, tokoh dalam film Frozen.



Saya pikir itu hanya aktivitas biasa, karena saya tak mendapatkan info apa pun tentang hal ini. Hari ini pun Asma membawa hasil gambarnya ke sekolah, katanya sih dikumpulkan ke sekolah. Dia bahagia, itu adalah hasil kerja kerasnya sendiri, tanpa bantuan saya. Dia bahkan meminta saya memotret hasil kerjanya yang belum selesai sepenuhnya. 

Sampai pada beberapa jam lalu, kakak saya uplod sebuah foto cantik. Kolaborasi antara ibu dan anak. Saya terkejut. Jujur saja, ada rasa sakit di hati saat melihat gambar tersebut. Kenapa tidak ada yang memberi tahu saya? Bahkan kakak saya sendiri yang menjadi wali kelas Asma. Apa begitu tidak berharganya saya dan Asma sampai informasi sepenting itu diabaikan? Padahal saat itu saya tidak bisa hadir karena baru selesai operasi.

Karya Asma Sendiri

Air mata saya menetes pelan malam ini. Ingin rasanya berteriak pada kakak, "Beratkah memberi tahu saya barang sebentar saja?" dan memeluk Asma dengan erat.

Asma, maafkan Bunda yang tidak berharga dan tidak bisa berkolaborasi menggambar denganmu. Maafkan Bunda yang tidak bisa mendampingimu pada acara parenting kemarin. Maafkan Bunda. Semoga tahun ajaran baru nanti kita jadi pindah sekolah ke Mojokerto. :'(

Demi Tongkat Frozen




Baby AE - Hari ini, Asma resmi membuat lubang di bagian bawah celengan ayamnya. Yup, dia membuka celengan yang sudah dua bulan ini dia isi. Isinya pun jelas tidak seberapa karena semua dikumpulkannya saat mendapat uang saku dari saudara ataupun sisa uang jajan saat mengaji.
Asma memang hanya mendapat uang jajan sehari sekali. Itu pun hanya dua ribu rupiah. Terkadang uang itu habis, kadang juga ada kembalian yang dia tabung.

Sudah seminggu ini dia ingin tongkat Frozen seperti milik temannya. Sebuah tongkat yang berdesain Elsa, bisa mengeluarkan lagu seperti di film Frozen, serta di atasnya ada lampu yang bisa berputar. Mirip dengan lampu bintang yang biasa digunakan sebelum tidur.



Karena memang sedang tak punya uang, saya pun hanya mengatakan lain kali. Sayangnya dia sudah tak sabar ingin punya tongkat tersebut. Hasilnya, dia mengatakan akan memecah celengan ayam untuk membeli tongkat itu.

Sesak rasanya. Untuk sebuah tongkat saja dia harus memakai uangnya sendiri, tapi dari sanalah dia belajar.

Mulai hari Senin, uang sakunya dikumpulkan ke dalam celengan karena saya berkata uangnya kurang dan akan membeli di hari Minggu. Dengan tak sabar, dia terus bertanya kapan itu hari Minggu. Sampai saya bosan berkali-kali menjelaskan padanya.


Sampai pada kemarin, 15 Mei 2016. Asma membuka celengannya sendiri, mengeluarkan uang di dalamnya, lalu kami pun menghitungnya dengan seksama. Akhirnya total keseluruhan uang yang ada di celengannyai  sekitar 250.000. Lumayan banyak, sepertinya masih sisa jika untuk membeli tongkat frozen.

Akhirnya dengan diantar Ayah, Asma pergi ke toko mainan. Cukup lama, namun pulangnya membawa tongkat idamannya. Dengan senyum lebar, dimainkannya tongkat tersebut. Saat itu, dia juga belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada yang instan, semuanya perlu perjuangan.

Ah, demi sebuah tongkat frozen.

Lindungi Anak Kita dari KDRT




Anisa AE - Beberapa pekan ini sangat marak LGBT dan KDRT. Tidak tanggung-tanggung, banyak sekali akun FB yang diblokir karena membahas tentang LGBT. Salah satunya adalah milik penulis Tere Liye.
Tapi kali ini saya tidak membahas LGBT karena telah saya ulas tahun lalu. Sekarang saya membahas KDRT, informasi yang saya dapatkan dari beberapa anggota polres saat parenting berlangsung di TK Aisyiyah Bustanul Athfal, Kepanjen.

Dasar Hukum 



Acara yang dihadiri oleh wali murid kelas A tersebut dilaksanakan di halaman sekolah, tempat biasanya anak-anak bermain pada hari Sabtu kemarin. Sebenarnya saat itu saya akan menghadiri acara painting di Lembaga Pelatihan Ganesha. Bukan untuk ikut pelatihan, tapi untuk meliput. Sayangnya acara parenting yang diperkirakan selesai jam 11 siang itu malah selesai jam 12 lebih.

Ada 3 anggota polisi perwakilan dari polres, salah satunya adalah Bu Dewi. Saya lupa nama dan pangkat mereka. Menunggu email dari Bu Dewi, tapi belum dikirim. Padahal biasanya ada flash disk di dompet, karena ganti tas, jadinya lupa. Padahal tuh ilmunya penting banget buat disimpan. Hiks, Bu Dewi, masih saya tunggu emailmu hingga hari ini.

Macam-maca bentuk kekerasan

Anak dan perempuan sering menjadi korban kekerasan di dalam rumah tangga yang setiap tahun meningkat dg pesat. Tidak hanya di rumah, di luar rumah pun banyak sekali korban. Karena hal itu, ada UU no. 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.

Perlindungan anak  sendiri adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal. Sesuai UU no 35 th 2004.

Proses Penanganan KDRT

Banyak faktor penyebab KDRT dan yang paling sering adalah kemiskinan. Selain itu, lingkungan, disfungsi kehidupan berkeluarga, narkoba, anggota keluarga menjadi beban, keluarga menderita gangguan jiwa atau kepribadian juga menyebabkan KDRT.



Pelaku kekerasan pun mempunyai kateristik, di antaranya yaitu :
- orang sedarah atau punya hubungan dekat. Ayah, Ibu, paman, saudara.
- pelaku punya akses terus pada korban dan mengulangi tindakannya. Misalnya saja jasa antar jemput anak sekolah.
- pelaku mengontrol aspek dari kehidupan korban. Misalnya saja guru.
- tindakan berasal dari norma tentang bagaimana orang tertentu harus berlaku satu terhadap lainnya (suami-istri-orang tua-anak).

Banyak sekali kisah yang menjadi topik bahasan dalam acara kali ini. Salah satunya tentang anak yang hamil di luar nikah, menelantarkan anaknya, dan dipidana sesuai hukum yang berlaku.

Contoh Kasus

Paling miris adalah saat Bu Dewi menceritakan seorang istri yang punya kelainan seksual, belum terangsang kalau belum terluka sampai berdarah pada ms. v.  Sampai akhirnya sang suami-istri itu pun bosan melakukan pada istri saja, lalu melakukan pada sang anak yang masih kecil sampai ms.v berdarah dan bernanah. Oke, intinya seperti itu, saya tak mungkin menjabarkan bagaimana caranya karena itu terlalu menyeramkan.

Naudzubillah. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal seperti itu. Miris sekali.
Saya lampirkan beberapa slide dan materi yang dibawakan oleh Bu Dewi dan anggota polres. Sempat saya potret tentang UU KDRT. Semoga ini bisa membantu kita untuk tetap menjaga keluarga dengan baik. Anak adalah aset yang sangat berharga dan perlu dilindungi.


Koordinasi dan Kerjasama

Ancaman Bagi Pelaku KDRT

Ancaman Pelaku Kekerasan Pada Anak

Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v

HUT TK Aisyiyah Bustanul Athfal Kepanjen ke-44



Asma Fashion Show

Anisa AE -  Akhir bulan kemarin adalah hari yang cukup sibuk untuk saya. Mulai dari acara Polisi Sahabat Anak, bantuin di acara nikahannya saudara di Ndadapan, mitoni kandungan, sampai pada acara milad TK ABA yang ke-44. Lumayan padat juga, ya?
Kali ini saya akan menceritakan keramaian HUT TK ABA Kepanjen yang ke-44 di kelas A4. Kenapa kelas ini? Ya, kan anak saya di kelas ini juga. Xixixi.

Acara yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 30-31 Januari ini membuat para wali murid A4 heboh. Khususnya Mama Lupi dan Mamanya Adel. Kenapa? Karena mereka yang paling berpengalaman, beda dengan saya yang anak bawang. Hanya hadir pas antar-jemput Asma, apalagi saat kandungan makin besar, tambah malas saja keluar rumah.

Mama Lupi

Dua mama tersebut, paling ribet mengurus lomba-lomba yang harus diikuti wali murid beserta anak-anaknya. Sebagai yang 'dituakan', apa-apa mereka. Wkwkw. Duh kasihan juga, tapi mereka cukup bertanggung jawab juga lho. Apalagi saat pembagian lomba wali murid. Ada lomba kudapan yang diikuti 2 wali murid, lomba APE dengan 5 wali murid, fashion show dan mewarnai untuk anak-anak.

Mama Lupi yang paling ribet. Bingung antara ikut kudapan atau APE karena Mama Rury tiba-tiba mengundurkan diri. Untungnya ada yang menggantikan Mama Lupi di kudapan, jadinya beliau ikut di APE. Kudapan akhirnya Mama Adel dan ... lupa namanya. Heheh.

Lupa Namanya Ma ....

Untuk APE pun agak ribet karena semua pada share dan minta pendapat di grup WA, tapi lumayan seru juga, semua wali murid A4 sangat kompak. Lomba APE diikuti Mama Azra, Mama Lupi, Mama Quena, Mama Syafa, dan satunya lagi lupa. Haduuh pelupa banget nih saya. Ingatin dong Ma, siapa saja yang ikut.

Eh, saya kebagian apa? Jangan khawatir, saya kebagian jaga bazar. Hahaha. Karena sangat tidak ahli dalam memasak maupun APE, akhirnya terpilih di bazar. Plus yang mengetikkan.



Saat lomba berlangsung, saya juga ribet menyiapkan Asma untuk lomba mewarnai. Eh dalah, gak bawa krayon dan meja. Untung saja ada krayon di kelas dan Asma joinan meja dengan temannya. Sepagi itu tidak ada toko yang buka, karena kemarinnya saya sibuk mitoni. Jadi gak ada persiapan.

Saat lomba APE dan kudapan, saya sempatin motret wali murid yang ada di luar kelas. Ikutan sibuk bagikan tulisan yang udah diprint buat para peserta. Yang di dalam, gak bisa motret. Apalagi Mama Syafa datangnya telat. Eh khusus milik Mama Syafa, tak suruh bikin sendiri. Banyak banget uy. Tapi dari tulisannya entah kenapa saya yakin kalau APE yang dia buat bakal menang.

Mama Queena

Pas liat lomba fashion show, duh rempong amat. Ibu-ibu yang anaknya tampil malah mengganggu pemandangan. Gimana gak ganggu? Semua pada berdiri dan maju, jelas saja yang di belakang gak kelihatan. Capek deh teriak-teriak kalau gak ada kesadaran dari masing-masing wali muridnya. Kalau mau ambil foto atau vidio kan bisa dari pinggir, jadi yang belakang tetap kelihatan.

Asma Mewarnai

Malas lihat fashion show, mending lihat Asma mewarnai di kelas atas. Untung saja dia cepat, bisa langsung cuus ke rumahnya Mbak Weni buat make up. Dia kan ikutan fashion show juga.

Di rumahnya Mbak Weni, saya pergi ke pasar buat beli kemiti ma jarum pentul. Eh dalah, kok bisa-bisanya nabrak mobil berhenti? Alhasil, kaki kiri saya memar dan luka. Balik ke rumah Mbak Weni, jarum pentulnya ketinggalan uy .... Payah. Gagal fokus. Balik lagi deh ke pasar, sekalian pulang ambil sandal buat Asma, biar langsung berangkat ke sekolah saat udah selesai.

Ternyata di rumah ada jarum pentul. Gak jadi ke pasar deh, langsung ke Mbak Weni lagi. Eh apes. Di jalan nabrak mobil parkir lagi. Ya ampuuun. Kok bisa sih? Ya beginilah kalo terlalu rempong, saya gagal fokus. Suami gak ada sih, dia di Ngajum. :( Padahal kan pingin juga dia nemani pas lomba pertama anaknya.

Asma dimake up

Di sana, saya lumayan dibuat takjub. Asma cantik sekali. Beda dengan pas satu jam yang lalu. Apalagi Mbak Weni menyulap baju ngaji Asma yang warna putih menjadi seperti baju mewah. Ditambah beberapa aksesoris dan kalung yang membuat Asma tampil elegant. Duuuh pinter banget deh mbak satu ini. Udah pinter masak, pinter make up, plus ngubah bajunya Asma. Jadi gak perlu keluar uang banyak buat beli baju baru.

Selesai, saya langsung cus ke sekolah. Itu pun karena melihat nomor telepon kantor yang beberapa kali menghubungi. Mungkin Mbak Nur nyari Asma belum ketemu, jadinya saya ditelepon. Ndilalah di sekolah sudah sepi. Ternyata banyak yang pulang dan hanya menunggu beberapa anak yang belum tampil, Asma salah satunya.

Cukup lama menunggu, Asma pun mendapat giliran. Karena ini adalah fashion show pertamanya, saya bisa maklum saat dia grogi. Apalagi dia juga tidak pernah melihat acara seperti ini. Tadi saat teman-temannya tampil, kami tak sempat melihat. Lumayanlah untuk perdana, walau di akhir harus berlari karena malu.

Pas Asma sudah tampil, ayahnya datang. Untung saya sempat mengabadikan dalam bentuk vidio, ayahnya jadi punya kesempatan untuk melihat. Acara selesai. Kami bersiap pulang karena saya pun capek. Bagaimana keesokan harinya? Siapa yang menang lomba? Apa semua akan berjalan lancar? Semoga. Tunggu tulisannya di episode selanjutnya. ^^

Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v

Ketika Asma Dibully Anak Guru




Anisa AE - Orang tua mana yang bisa sabar menghadapi pembullyan di hadapannya sendiri? Itu yang terjadi pada saya beberapa minggu ini. Bayangkan, anak saya dibully di depan mata. Sakit ....

Oke, mungkin sebagian orang menganggap hal ini terlalu lebay. Termasuk ibu dari si tukang bully. Tapi tidak bagi saya. Pembullyan seperti ini akan sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya, sifat-sifatnya pun akan ikut seperti tukang bully tersebut. Entah orang tua tukang bully ini sadar atau tidak.

Beberapa hari ini libur sekolah, Asma tentu saja tidak mempunyai teman di rumah. Datanglah tukang bully yang umurnya 3 tahun di atas Asma tersebut ke rumah. Dia mengajak Asma bermain. Tentu sebagai ibu, saya senang. Artinya Asma punya teman.

Tapi lama-lama saya menemukan hal yang janggal. Sangat janggal. Asma jadi berani membantah saya, berani memajukan bibir saat saya marah, berani berbohong, bahkan sampai berani mengambil uang di  atas meja ketika akan digunakan untuk membayar buku. Well, ini sudah benar-benar keterlaluan.

Memang saya masih mendiamkannya ketika masuk dalam kategori wajar. Saat Asma harus mengalah ketika baju dan sandal barunya dipakai oleh si tukang bully, yang jelas kekecilan ketika dia pakai. Saat si tukang bully membisiki Asma buat membuka kue Lebaran yang saya jual, padahal kue itu pedas, dan Asma tidak suka pedas. Saat si tukang bully memakai sepeda mini dan Asma tak boleh memakainya. Saat si tukang bully mengajak Asma untuk mengambil parfum dan kosmetik dari lemari, lalu memakainya. Semua terjadi di depan mata saya selama berhari-hari. Bayangkan betapa sakitnya hati saya saat itu. Apalagi dulu saya juga sering dibully.

Ketika dia bilang, "Awas kamu kalo gak mau temenan sama aku! Tak laporkan ke ibuku, biar tidak dibelikan baju ma Ibu!"

Saya pikir, oh anak-anak. Mungkin cuma hal biasa agar diajak bermain bersama.

Namun hal berbeda ketika Asma berkata pada saya, "Bun, si x biar nginep di sini, ya? Besok dia belikan baju baru, ya?"

Saya kaget. Menginap di rumah saya, terus saya yang belikan baju dia? Enak saja. Uang dari mana coba untuk membelikan baju dia? Wong baju lebaran Asma saja hanya saya belikan satu, lainnya dibelikan Tante Putri dan Tante Nur. Itu pun Asma sangat memaksa saya. 

Ketika saya tanya Bunda dapat uang dari mana, Asma malah menjawab, "Bunda kan kerja! Masa' gak punya uang?"

Terus terang, saya makin kaget. Padahal beberapa minggu yang lalu, Asma saya beri pengertian bahwa tidak usah membeli baju baru, uangnya untuk membayar masuk sekolah TK. Asma juga menjawab hal itu pada si tukang bully yang bertanya, "Kamu beli baju berapa buat Lebaran? Bajuku lho bagus-bagus. Aku punya baju manten, punya baju peri, bla bla bla!"

Sumpah, saya stres dibuatnya. Bingung antara mengusir si tukang bully yang akan berujung pada pertengkaran antar orang tua jika si bully itu melaporkan pada orang tuanya. Atau membiarkan mereka bermain dengan Asma yang selalu dibully dan mengajarkan hal tidak baik.

Sampai hari ini terjadi, uang 100 ribu raib di atas meja. Padahal uang itu akan dipakai Bidin untuk membayar ongkir buku di JNE. Dia saja kelabakan mencari uang tersebut, padahal baru saja saya letakkan di atas meja. Saya jelas kelabakan, apalagi membayangkan jika uang tersebut hilang.
Tak pernah ada di pikiran bahwa Asma akan mengambil uang tersebut, karena Asma tahu bahwa uang yang dipakai buat beli jajan adalah yang berwarna biru dan hijau (seribu dan dua ribu), saya tak pernah mengajarkan tentang uang yang lebih dari itu. Kalau Asma mendapat uang yang berbeda, dia akan meminta izin pada saya dan minta saran ditabung atau buat jajan.

Namun, saya langsung mencari Asma ke toko jajan langganan, feeling mengatakan bahwa uang itu diambil oleh Asma atas hasutan si tukang bully. Hasilnya benar. Asma membawa dua jajan dengan uang seratus ribu wutuh di genggamannya. Si bully langsung lari ke rumahnya ketika melihat saya menghampiri dengan wajah marah.

Saya kembali ke rumah dengan menyeret Asma. Ini sudah keterlaluan. Seperti pencuri saja. Kalau sejak kecil sudah begini, bagaimana nantinya? Saya langsung mengambil uang kecil dan menuju toko tempat Asma mengambil jajan. Di sana penjualnya bercerita tentang kronologis bagaimana Asma dan tukang bully itu membeli jajan. Semua karena tukang bully.

Sungguh saya gregetan, habis sudah kesabaran. Tanpa pikir panjang langsung ngomong ke nenek si tukang bully yang saat itu ada di depan rumahnya. Jelas saja neneknya membela mati-matian, berkata bahwa dia di rumah. Tanpa banyak omong, saya langsung suruh tanya sendiri ke penjual jajan.  

Saya pun BBM ibu dari tukang bully yang seorang guru dan menceritakan semuanya. Semua kelakuan anaknya di rumah saya. Terang sebagai ibu, dia membela anaknya, padahal saya tahu bahwa ibu tersebut sering di luar rumah dan si tukang bully diasuh neneknya. Saya suruh tanya juga ke penjual jajan.

Tak berapa lama, ibu tukang bully itu BBM saya, katanya si anak tidak mengaku, padahal sudah dipukul habis-habisan sampai kayu patah. Gila! Apa itu pantas dilakukan oleh seorang ibu? Padahal dia adalah guru TK dan baru saja lulus S1. Ya, walaupun saya tak mendapati suara tangis tukang bully itu dari rumah, padahal rumah kami nempel plek.

Saya pun memberi tahu bahwa tukang bully itu kurang kasih sayang dan perhatian, tapi saya malah dibilang kemeroh. Hufts, jadi ingat dulu saat kecil kami main bersama, bahkan Al-Quran terjemahan saya dipinjam belum dikembalikan selama bertahun-tahun. Dari zaman sekolah dulu sampai saat ini.

Terang teman saya itu tidak terima saya mengatakan yang sebenarnya. Apalagi hal-hal buruk tentang anaknya. Mana ada ibu yang rela jika anaknya dijelek-jelekin di depannya? Sepertinya banyak ibu yang suka kalau anaknya dibagus-bagusin saja. Oh no. Tapi itu bukan tipe saya.

Saya tahu bagaimana salah, tapi tidak ada yang memberitahu. Hasilnya, banyak teman yang menjauh. Karena sayang, saya tak ingin hal itu terjadi pada anak teman saya. Apalagi tidak hanya saya yang tahu bahwa dia tukang bully, tapi para tetangga juga. Sayangnya tak ada yang mengatakan itu pada keluarganya. Miris.

Saya hanya kasihan bagaimana mental si tukang bully tanpa perhatian yang benar dari orang tuanya. Orang tua yang tak mau menerima kritik dari orang lain, pun tak mau belajar. Padahal teman saya itu paling suka mengkritik saya. 

Masih teringat di otak ketika saya membuang sampah di tempat sampah dan dia bilang bahwa saya tak boleh membuang sampah di tempat sampahnya. Apalagi di belakang rumahnya masih banyak sampah yang belum ditaruh di tempat sampah depan. Ketika saya tanya Ibu, Ibu berkata bahwa tempat sampah itu dibeli oleh Ibu, bukan keluarganya dia. Ingin sekali saya marah, tapi apa gunanya?

Ah, sepertinya Ramadhan ini adalah ujian besar bagi keluarga saya.

Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Nanti akan langsung saya follback buat yang komentar langsung. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v

Menabung Sejak Dini di BRITAMA Junio



Bersama Karyawati BRI

Anisa AE -  Kemarin, 19 Juni 2015, Asma resmi menjadi pemilik tabungan BRI Britama Junior. Itu pun karena telah serching seharian di cermati.com. Dia terlihat sangat senang sekali dapat memiliki buku tabungan dan ATM sendiri. Apalagi butab dan ATM miliknya memiliki gambar karakter yang lucu, Superman. Entah kenapa dia memilih gambar yang biasanya identik dengan anak laki-laki tersebut.

Pagi-pagi, saat baju PL (baju bekas) buat amal mulai saya tata untuk dijual, buku-buku AEP dipacking, dan beberapa orang ke rumah untuk membeli baju, saat itu pula Asma sibuk memecah celengannya. Celengan hello kitty yang rencananya mau dibuat beli ambulans tersebut akhirnya dipecah juga.

Menghitung Uang di Celengan

Kenapa saya pecah? Karena sudah berjanji pada Asma untuk membuatkan buku tabungan dan ATM sendiri, khusus untuknya. Well, dia sangat suka sekali pada buku tabungan milik saya. Apalagi jika ke ATM, dia yang paling ramai ketika saya menekan tombol. Harus dia yang menekan.

Kemarin, jam 2 siang, saya mengajaknya ke Indomaret dulu sebelum datang ke bank. Kenapa? Bukan untuk belanjan, tapi untuk menukarkan uang receh menjadi kertas. Biasanya di Indomaret membutuhkan banyak sekali uang receh untuk kembalian. Akhirnya uang receh yang berjumlah 37.000 itu pun menjadi uang kertas. 

Asma dengan uangnya di atas meja terlihat bahagia

Di bank BRI cab Kepanjen yang terletak tepat di depan Indomaret, kami langsung masuk dan duduk di tempat customer. Tentu saja Asma yang saya beri tempat duduk. Sengaja hal itu saya lakukan karena dia adalah calon pemilik buku tabungan. Sayangnya KTP saya tertinggal di tas satunya, akhirnya saya pulang lagi bersama pinky. Asma saya tinggal bersama pegawai di sana agar bisa lebih berani. Untungnya tidak ada sama sekali orang yang mau menabung atau ke teller. Serasa privat deh.



Setelah kembali, Asma ditanya mau setor berapa untuk pertama kali. Dengan polosnya dia berkata mau menabung banyak dan mengeluarkan sekantong kresek kecil uang kertas yang dibawa dari rumah. Dapat ditebak, uang itu banyak sekali ribuannya.Akhirnya kami menghitung ulang uangnya secara bersama-sama.


Pelayanan yang ramah
Ketika ditanya oleh pegawai bank, buat apa tabungannya. Asma menjawab untuk membayar sekolah. Wuih ... senangnya hati saya ketika Asma mulai bisa mengerti bahwa sekolah membutuhkan uang banyak. Dia pun harus rajin belajar dan menabung agar bisa sekolah yang tinggi. Jangan sampai seperti bundanya yang hanya sampai SMP karena kekurangan biaya.

Asma juga mendapatkan sebuah dompet lucu bertuliskan BANK BRI berwarna cokelat. Kata petugasnya, kalau menabung uangnya disimpan di dompet dulu, baru diberikan ke teller. Pelayanan oleh karyawan banknya benar-benar ramah. Asma betah sekali berada di sana.

Dompet, butab, dan ATM BRI Junio

Saat ini, Bank BRI Britama Junior sedang mengadakan promo. Jadi, setoran awal menabung yang biasanya minimal 250 ribu, sekarang hanya 50 ribu. Promo ini berlaku sampai 31 Juli 2015. Selain itu, jika main ke Jatim Park 1, akan ada potongan 30% bagi pemilik tabungan ini untuk 2 tiket. Potongan ini berlaku sampai 31 Desember 2015. Lumayan banget deh ....

Kali ini, sepertinya saya sudah sangat memilih dan memilah secara cermat tentang tabungan apa yang akan digunakan oleh Asma. Apalagi bisa menabung minimal sepuluh ribu. Jadi, saya bisa membiasakan Asma untuk menabung setiap hari di Bank BRI karena dia sudah buku tabungan sendiri.


Jangan lupa tinggalkan komentar, follow blog, dan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v

Ulang Tahun yang Gagal




Anisa AE - Siapa yang tak ingin melihat buah hatinya tersenyum bahagia? Tak ada. Pun saya. Senyum kecilnya selalu bisa membuat lelah di tubuh dan jiwa langsung hilang dalam sekejab mata. Tapi, tangisnya yang bak hujan bisa mengoyak dan mencabik tubuh. Teriakan dan tingkahnya pun bisa membuat teriakan yang sama keluar dari bibir untuk menghentikannya.

Kemarin adalah hari yang membuat kesabaran saya benar-benar diuji. Sebenarnya tak ingin syukuran atas milad Asma yang ke-4, tapi dia menginginkan hal yang sama seperti teman-temannya. Terang saja saya tak tega melihatnya yang dengan wajah memelas ingin merayakan milad.

Dengan membulatkan tekad, saya pun menyanggupi permintaannya. Dengan perjanjian bahwa ini adalah ulang tahun yang terakhir. Tak akan ada acara milad lagi setelah ini. (Entah beneran tak akan ada atau ada lagi)

Acaranya sangat mendadak, Minggu langsung beli kue di pasar dan pesan tart ke Mbak Indah setelah selesai packing buku. Asma sangat bahagia ketika memilih kue dan membungkusinya. Bahkan semua dilakukannya sendiri, saya hanya membantu sedikit. Tar pun sudah dijanjikan akan diantar langsung ke sekolah oleh Mbak Indah.



Malamnya saat BBM-an dengan salah satu wali murid, saya diberi tahu untuk memberi nasi juga. Padahal di planning saya tidak ada nasi, cukup kue dan tar saja, toh cuma sederhana. Tapi saya langsung keliling mencari penjual nasi untuk acara keesokan harinya, apalagi saat itu sudah pukul 9 malam. Setelah menghubungi saudara, akhirnya ada penjual di dekat rumahnya.

Keesokan harinya, Senin jam 7.30 pagi, saya mengambil nasi pesanan. Banyak sekali kekecewaan di wajah, karena isinya tidak sesuai dengan harapan. Apalagi dengan harga yang lumayan, seharusnya isinya pun bisa lebih baik. Ternyata sangat tidak sesuai dengan harapan, apalagi Mbak Weni BBM siap banyu masak. Saya pikir cukup beli agar tidak merepotkan orang lain.

Setelah mengantar Asma sekolah dan menitipkan buku ke jasa pengiriman, saya langsung ke toko belakang rumah untuk membeli nugget. Tak cukup waktu jika mengolah ayam goreng, karena semua serba mendadak.

Di sekolah, saat makan siang, tiba-tiba saja Asma menangis. Diajak siapa saja tak mau, bahkan ketika saya memeluknya, dia juga tak mau. Tangisannya sangat keras, lebih dari setengah jam. Sedih rasanya ketika dia menangis tak mau merayakan ulang tahunnya. Padahal paginya dia memberi tahu warga sekolah kalau akan merayakan ultah.

Ketika kue tart dibuka, teman-temannya tak boleh melihat, tangis pun semakin pecah. Saya tak tahu harus berbuat apa. Apalagi ketika mengingat tiap kejadian ganjil yang menimpa saya sekeluarga. Apa saat itu ganti Asma yang kena? Malu dan kecewa pasti iya, tapi apa boleh dikata?

Memang manusia yang berencana, tapi tetap Tuhan jua yang menentukan. Mungkin memang tak boleh ada perayaan milad hari ini. Keep smile saja deh, walau hari ini sangat tak sempurna. Penuh dengan kekecewaan yang dalam.

Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae dan FP Anisa AE biar dapat update info tiap hari ^^v

Asma Belajar Salat




Anisa AE - Hari ini, Jumat 27 Februari. Tiba-tiba saja ada bunyi di bbm. Ketika ditengok, ada pemberitahuan di grup bbm sekolahnya Asma. Ya, wali murid dan guru harus bisa jaga silaturahmi dong. Salah satunya dengan bbm. Masa' ada grup jualan, tapi grup sekolah gak ada sih?
Ma, hari ini semua bawa mukena buat yang perempuan.

Yup, memang hari Jumat waktunya belajar agama. Banyak sekali yang diajarkan, termasuk doa-doa pendek dan surah pendek. Sudah sebulan kemarin belajar wudu, mungkin hari ini belajar salat. 


Dengan semangat '45, Asma mandi bersama ayahnya, sementara saya ke pasar untuk beli lauk. Setelah mandi, Asma ganti baju dan sarapan bersama saya. Untungnya tidak terlambat sekolah karena mengantarkan ayahnya dulu ke Wolles, untuk ikut membantu acara bedah rumah di Jatikerto. 

Tanpa menunggu pulang sekolah, muncullah foto Asma bersama teman-teman saat praktik salat di grup BBM. Xixixi. Si Asma sadar kamera. 


Memang, kewajiban beribadah pada anak harus ditanamkan sejak dini. Agar anak terbiasa dengan hal-hal wajib tanpa merasa terbebani. Apalagi banyak orangtua yang merasa aman dan nyaman ketika anak seharian duduk di depan televisi. Oh no .... Daya imajinasinya kurang. 

Kalau anak rajin salat, orangtua yang biasa malas pun akan tergerak untuk salat. Masa' gak malu kalau anak berkata, "Ma, kalo gak sholat, dosa lho! Nanti masuk neraka dan dipukuli malaikat."

Jangan lupa follow blogku dan tinggalkan G+, ya? Kalo info ini bermanfaat buat kamu. Bisa juga follow twitter @anis_sa_ae biar dapat update info tiap hari ^^v