Malang, Jatimku.com – Dalam sebuah penyampaian inspiratif, tokoh muda Puguh Wiji Pamungkas mengajak generasi Islam saat ini untuk tidak melupakan akar jati diri mereka sebagai bagian dari perjalanan sejarah yang panjang. Ia menegaskan bahwa eksistensi kaum mukmin masa kini merupakan hasil dari tiga pilar utama: warisan sejarah, gerakan Islam, dan perjuangan politik.
Menurutnya, umat Islam secara historis telah mewarisi nilai-nilai dari para nabi, termasuk peradaban Islam yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah. “Islam pernah berdiri sebagai tatanan sosial dan negara—baik dalam konteks Madinah maupun era kekhalifahan Abbasiyah. Inilah bukti bahwa Islam bukan hanya agama spiritual, tetapi juga peradaban,” ujarnya.
Puguh juga menyoroti pentingnya gerakan Islam dalam konteks kebangsaan Indonesia. Ia menyebut bahwa dua organisasi besar, NU dan Muhammadiyah, adalah kanal penting perjuangan umat yang lahir dari keimanan dan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. “Kita bukan hanya mewarisi iman, tapi juga harus bergerak dan berbuat seperti yang dicontohkan Rasul,” katanya.
Tak kalah penting, menurut Puguh, adalah kesadaran politik. Ia menekankan bahwa perjuangan politik tidak bisa dilepaskan dari identitas umat Islam. Rasulullah sendiri, lanjutnya, telah menunjukkan bagaimana kepemimpinan Islam dibangun, dari dakwah di Mekkah hingga membangun tatanan negara di Madinah. “Kita mewarisi semangat Nabi Sulaiman, dan kita harus melek literasi politik. Ini adalah bagian dari as siyasah,” tegasnya.
Ia menutup dengan ajakan agar generasi muda Islam menanamkan kesadaran organisasi dan kontribusi sosial secara maksimal. “NGG, ISMI, dan organisasi lainnya bukan sekadar klan atau identitas kosong. Ini adalah kawah candradimuka tempat kita berproses dan tumbuh,” tuturnya penuh semangat.
Puguh menyerukan pentingnya "menginstall awareness" — kesadaran diri dan sejarah — agar perjuangan umat Islam di era modern ini tetap relevan, membumi, dan mampu menembus ruang dan waktu seperti mimpi Bung Hatta di masa lalu.