Surabaya, 17 April 2025 – Proses rekrutmen calon pegawai di PT Kereta Api Indonesia (KAI) baru-baru ini menarik perhatian publik, terutama setelah viralnya video yang menunjukkan pelamar diuji dengan cara melewati benang pembatas untuk mengukur tinggi badan secara visual.
Metode ini dinilai unik oleh sebagian masyarakat, namun menuai pro dan kontra di media sosial. Dalam foto yang beredar, tampak benang dipasang melintang di ketinggian tertentu, dan pelamar kerja diminta berjalan di bawahnya. Jika kepala menyentuh benang, maka dianggap tidak memenuhi syarat tinggi badan minimum.
"Ini bukan sirkus, ini tes kerja. Tapi kok rasanya kayak uji ninja warrior," tulis seorang pengguna di platform X (dulu Twitter), mengomentari video tersebut yang telah ditonton ratusan ribu kali.
Sementara itu, pihak KAI menjelaskan bahwa proses tersebut merupakan bagian dari pemeriksaan awal untuk memastikan pelamar memenuhi syarat tinggi badan sesuai dengan posisi yang dilamar. "Metode ini dilakukan secara praktis untuk mempermudah seleksi tahap awal sebelum pengukuran detail," ujar seorang perwakilan dari tim rekrutmen KAI.
Meski begitu, sejumlah warganet mempertanyakan keakuratan dan profesionalisme metode tersebut. Mereka menilai KAI seharusnya menggunakan alat ukur yang lebih presisi dan tidak menimbulkan kesan diskriminatif atau mempermalukan pelamar.
Hingga saat ini, pihak KAI belum memberikan pernyataan resmi menanggapi viralnya video tersebut. Namun, pelaksanaan seleksi kerja tetap berlangsung di sejumlah daerah dan diikuti ribuan peserta dari berbagai latar belakang.