Latest News

Bank Jatim Dibobol Setengah Triliun, Komisi C DPRD Jatim Heran Gubernur Khofifah Bungkam


Surabaya, Jatimku.com – Dunia perbankan Jawa Timur diguncang kabar mengejutkan. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) dikabarkan mengalami kebobolan dana dengan total kerugian fantastis mencapai setengah triliun rupiah. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terkait kasus yang menyita perhatian publik ini.


Kebobolan dana yang diduga kuat akibat tindakan fraud atau penyelewengan internal ini memicu reaksi keras dari Komisi C DPRD Jawa Timur, yang membidangi urusan keuangan. Ketua Komisi C, Kuswanto, menyatakan keheranannya atas sikap diam Gubernur Khofifah dalam menghadapi skandal besar ini.


“Kami sangat menyayangkan gubernur yang terkesan diam. Ini bukan masalah kecil, ini menyangkut kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan milik daerah,” tegas Kuswanto dalam konferensi pers di Gedung DPRD Jatim, Jumat (18/4/2025).


Menurutnya, sebagai pemegang saham pengendali Bank Jatim, Pemprov Jatim semestinya segera mengambil langkah transparan dan sigap dalam menangani kasus ini, termasuk menginformasikan kepada masyarakat sejauh mana kerugian terjadi dan bagaimana penanganannya.


“Gubernur seharusnya memanggil jajaran direksi dan komisaris Bank Jatim untuk meminta penjelasan, lalu menyampaikan secara terbuka. Jika tidak, kami khawatir kepercayaan masyarakat akan runtuh,” tambah Kuswanto.


Dari informasi yang dihimpun, dugaan pembobolan ini melibatkan transaksi mencurigakan di salah satu cabang Bank Jatim dan sedang dalam penyelidikan internal serta eksternal. Pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan aparat penegak hukum juga disebut mulai turun tangan.


Namun hingga kini, Bank Jatim sendiri belum memberikan pernyataan resmi yang rinci. Pihak manajemen hanya menyebutkan bahwa investigasi tengah berlangsung dan mereka berkomitmen menjaga stabilitas dan operasional layanan tetap berjalan.


Kebobolan dana ini menjadi sorotan karena Bank Jatim selama ini dikenal sebagai bank daerah yang cukup stabil dan berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah (PAD). Banyak pihak khawatir kejadian ini akan berdampak pada iklim kepercayaan masyarakat, terutama terhadap lembaga keuangan milik pemerintah daerah.


Masyarakat kini menunggu sikap tegas dari Gubernur Khofifah untuk memberi kejelasan dan memastikan transparansi dalam penanganan kasus ini. Tanpa keterbukaan, dikhawatirkan isu ini akan terus bergulir liar dan merusak citra pemerintah daerah maupun institusi keuangan daerah itu sendiri.