Latest News

Usai Pertamax Oplosan, Beredar 'MinyakKita' Tak Sesuai Takaran, Dikemas 1 Liter Ternyata 750 ML


Surabaya, Jatimku.com – Setelah kasus penemuan Pertamax oplosan yang sempat menghebohkan masyarakat, kini kembali muncul masalah baru terkait produk minyak goreng. Baru-baru ini beredar informasi bahwa produk minyak goreng merek 'MinyakKita' yang dikemas dalam botol 1 liter ternyata memiliki takaran yang tidak sesuai, yakni hanya berisi 750 milliliter (ML). Temuan ini langsung memicu kehebohan di kalangan konsumen, yang merasa dirugikan atas ketidaksesuaian antara kemasan dan isi.


Menurut pengakuan beberapa konsumen, botol yang seharusnya berisi 1 liter minyak goreng ternyata hanya terisi sekitar 750 ML. Hal ini pertama kali ditemukan oleh seorang konsumen di Surabaya, yang kemudian membagikan temuan tersebut melalui media sosial. Dalam unggahannya, konsumen tersebut menunjukkan bahwa setelah memeriksa botol kemasan 'MinyakKita' yang baru dibeli, ternyata takaran minyaknya lebih sedikit dari yang tertera pada label.


Investigasi Temuan Tak Sesuai Takaran

Setelah beredarnya informasi ini, tim investigasi dari Dinas Perdagangan dan Industri setempat langsung melakukan pengecekan di berbagai toko dan pengecer yang menjual produk tersebut. Hasilnya, ditemukan bahwa beberapa produk 'MinyakKita' dengan label 1 liter memang hanya berisi 750 ML. Hal ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan konsumen, yang merasa ditipu dengan ketidaksesuaian antara label kemasan dan isinya.


Salah seorang pejabat dari Dinas Perdagangan Surabaya, Ibu Siti Nurjanah, mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera memanggil pihak distributor untuk klarifikasi terkait permasalahan ini. "Kami sudah menghubungi pihak produsen 'MinyakKita' untuk menyelidiki masalah ini. Kami akan memastikan apakah ini terjadi akibat kelalaian dalam proses pengemasan atau ada faktor lain yang menyebabkan ketidaksesuaian takaran," jelasnya.


Pernyataan dari Pihak Produsen

Pihak produsen 'MinyakKita' pun angkat bicara setelah mendapatkan sorotan publik. Dalam sebuah klarifikasi yang disampaikan melalui rilis pers, mereka mengakui adanya kekeliruan dalam proses pengemasan yang menyebabkan produk dengan label 1 liter tersebut hanya berisi 750 ML. Produsen juga menegaskan bahwa hal ini merupakan kesalahan teknis yang tidak disengaja, dan mereka segera menarik kembali produk-produk yang diduga bermasalah.


“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Ini adalah kesalahan teknis dalam proses pengemasan yang tidak sesuai dengan standar kami. Kami akan segera menarik produk tersebut dari pasar dan mengganti dengan yang sesuai takarannya,” ujar juru bicara produsen 'MinyakKita'.


Kerugian Konsumen dan Tanggapan Masyarakat

Temuan ini langsung menuai berbagai reaksi dari masyarakat, khususnya konsumen yang merasa dirugikan. Beberapa dari mereka mengungkapkan bahwa mereka merasa tertipu karena telah membeli produk yang tidak sesuai dengan harga yang dibayar.


"Minyak goreng sekarang sudah mahal, apalagi dengan harga yang tertera di botol 1 liter, saya merasa sangat dirugikan ketika tahu bahwa minyaknya cuma 750 ML," kata Dita, salah seorang konsumen yang mengaku kecewa dengan kejadian ini.


Selain itu, masyarakat juga khawatir jika masalah ini menjadi hal yang sering terjadi pada produk-produk lainnya, seperti yang terjadi pada kasus Pertamax oplosan yang sempat menghebohkan. Banyak yang berharap agar pemerintah lebih ketat dalam melakukan pengawasan terhadap produk-produk konsumsi yang beredar di pasar.


Langkah Hukum dan Tindak Lanjut

Menyusul beredarnya kasus ini, beberapa pihak juga mempertanyakan kemungkinan adanya tindakan hukum terhadap produsen yang menjual produk dengan takaran yang tidak sesuai. Para konsumen berharap agar ada sanksi tegas bagi pihak yang terbukti melakukan kecurangan, sehingga kejadian serupa tidak terulang di masa depan.


Sementara itu, pihak Dinas Perdagangan dan Industri Surabaya berjanji untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap produk-produk yang beredar di pasar, dan meminta masyarakat untuk segera melaporkan jika menemukan produk yang tidak sesuai dengan labelnya.