Pelabuhan Ratu, Jatimku.com – Kehebohan terjadi di kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, setelah patung penyu raksasa senilai Rp 15,6 miliar yang terletak di salah satu objek wisata terkenal di daerah tersebut, dilaporkan rusak parah. Yang mengejutkan, setelah dilakukan pengecekan, patung yang sebelumnya dibanggakan sebagai simbol kebanggaan daerah itu ternyata terbuat dari bahan yang sangat mengejutkan: kardus.
Patung penyu raksasa yang dibangun pada tahun 2022 sebagai daya tarik wisata ini semula dipamerkan dengan megah dan menarik perhatian wisatawan yang datang ke Pelabuhan Ratu. Dengan tinggi sekitar 15 meter dan desain yang indah, patung ini diharapkan dapat menjadi ikon baru dan mendongkrak sektor pariwisata di kawasan tersebut. Namun, beberapa bulan setelah dipasang, patung ini mulai menunjukkan kerusakan signifikan, dengan bagian tubuh dan permukaan yang mulai terkoyak dan retak.
Setelah dilakukan investigasi, pihak terkait akhirnya mengungkapkan bahwa patung tersebut, yang semula dianggap terbuat dari bahan berkualitas tinggi, ternyata sebagian besar dibangun dari kardus dan bahan sintetis lainnya. Material ini dianggap tidak cocok untuk bangunan skala besar yang terpapar cuaca ekstrem, sehingga mudah rusak dan rapuh.
Reaksi Pemerintah dan Warga
Kejadian ini memicu kekecewaan dari berbagai pihak, termasuk warga setempat dan pemerintah daerah. Wali Kota Sukabumi, Yana Mulyana, yang langsung menanggapi kejadian ini, menyatakan bahwa dirinya sangat terkejut dan kecewa atas fakta tersebut. “Kami sangat prihatin dengan kerusakan yang terjadi pada patung ini. Tentu kami tidak menduga bahwa patung yang kami anggap sebagai simbol kebanggaan daerah, ternyata terbuat dari material yang sangat tidak sesuai,” ujar Yana.
Selain itu, masyarakat setempat juga merasa dirugikan dengan pembangunan patung yang tidak hanya memakan biaya yang sangat besar, tetapi juga tidak memenuhi standar kualitas. "Patung ini dibangun dengan anggaran yang sangat besar, tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Kami berharap ada tindak lanjut dari pemerintah agar kejadian serupa tidak terulang," ungkap salah satu warga Pelabuhan Ratu.
Penyelidikan dan Tindak Lanjut
Pemerintah Kabupaten Sukabumi, melalui Dinas Pariwisata, telah membentuk tim khusus untuk menyelidiki pembangunan patung tersebut dan mencari tahu siapa yang bertanggung jawab atas penggunaan material yang tidak sesuai. Mereka juga akan melakukan audit terkait pengeluaran anggaran yang digunakan untuk membangun patung tersebut.
"Saat ini kami sedang dalam proses penyelidikan, termasuk menelusuri pihak yang terlibat dalam pembuatan dan pengadaan material patung tersebut. Kami akan memastikan agar kejadian ini tidak merugikan masyarakat dan negara," tegas Kepala Dinas Pariwisata Sukabumi, Budi Santosa.
Kritik Terhadap Kualitas Pembangunan
Pakar konstruksi dan arsitektur, Dr. Haris Santoso, mengkritik keras penggunaan material yang tidak tepat untuk sebuah bangunan publik berskala besar. "Kardus adalah bahan yang sangat tidak tahan lama, apalagi untuk sebuah patung yang harus bertahan menghadapi cuaca ekstrem seperti panas, hujan, dan angin laut. Ini adalah contoh kelalaian dalam perencanaan dan eksekusi proyek publik," ujar Haris.
Menurutnya, proyek semacam ini seharusnya melibatkan perencanaan yang matang serta penggunaan bahan yang sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat. Ia juga menambahkan bahwa pengawasan terhadap proyek-proyek semacam ini perlu lebih ditingkatkan agar tidak terjadi pemborosan anggaran dan kerugian bagi negara.
Harapan ke Depan
Setelah terungkapnya masalah ini, masyarakat berharap agar pemerintah daerah dapat segera memperbaiki kerusakan pada patung tersebut dan menggantinya dengan bahan yang lebih tahan lama serta lebih sesuai untuk iklim tropis Indonesia.
Selain itu, perbaikan atau pembongkaran patung yang sudah rusak juga diharapkan dapat dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas yang jelas agar tidak terulang kejadian serupa di masa mendatang. Masyarakat dan wisatawan kini menantikan langkah nyata dari pemerintah untuk mengembalikan Pelabuhan Ratu sebagai destinasi wisata unggulan.