Latest News

Sports-Science: Pembelajaran Kolaboratif, Inovasi Pembelajaran Masa Kini

 


Malang – Penerbit Jagat Litera kembali menggelar Sekolah Menulis Jagat dalam Jaringan (Semeja Daring 3) dengan tema “Dari Teori ke Aksi Menyusun Pembelajaran Mendalam yang Terintegrasi.” Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan pemateri hebat, salah satunya adalah Sugiono, M.Pd., seorang guru Fisika di SMAN 1 Panarukan yang juga aktif sebagai koordinator tim pengembang sekolah dan ketua MGMP Fisika SMA Kabupaten Situbondo.


Pada sesi pertama yang dilaksanakan pada Jumat (21/2) melalui Zoom, Sugiono membawakan materi bertajuk Sports-Science: Pembelajaran Kolaboratif, Efektif, dan Asyik. Dalam paparannya, ia menyoroti tiga aspek utama, yakni tantangan pendidikan di era digital, pentingnya inovasi pembelajaran, serta konsep Sports-Science sebagai metode pembelajaran kolaboratif yang menarik.


Tantangan Pendidikan di Era Digital

Era digital membawa berbagai tantangan dalam dunia pendidikan, termasuk munculnya fenomena seperti phubbing (mengabaikan percakapan langsung karena lebih fokus pada gawai), FOMO (fear of missing out), kecanduan game (game addict), ancaman budaya global yang mengikis identitas lokal, serta krisis moral di kalangan pelajar. Perubahan ini menuntut pendekatan pembelajaran yang lebih adaptif dan inovatif.


Dalam konteks ini, orientasi pembelajaran telah bergeser dari pedagogi ke heutagogi, di mana peserta didik didorong untuk belajar secara mandiri dengan memanfaatkan kemudahan akses informasi. Dengan karakteristik siswa masa kini yang lebih terbiasa dengan teknologi dan visualisasi cepat, inovasi dalam pembelajaran menjadi suatu keharusan.



Pentingnya Inovasi dalam Pembelajaran

Inovasi dalam pendidikan tidak selalu berarti menciptakan sesuatu yang benar-benar baru (newness), tetapi juga bisa berupa penemuan ulang yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat (reinvention). Inovasi dapat diterapkan dalam berbagai aspek sekolah, termasuk pembelajaran, penilaian, manajemen sekolah, layanan akademik, budaya sekolah, hingga partisipasi orang tua.


Negara-negara maju seperti Finlandia, Belanda, Jepang, dan Hong Kong telah sukses meningkatkan mutu pendidikan dengan memberikan perhatian khusus pada inovasi guru. Dalam era digital, peran guru tidak hanya sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai inspirator yang membangun relasi dan semangat belajar siswa (touching the heart). Teknologi seperti internet, YouTube, dan AI mungkin dapat menggantikan fungsi pengajaran, tetapi nilai-nilai emosional dan motivasional tetap menjadi kekuatan utama seorang guru.


Sports-Science: Pembelajaran Kolaboratif yang Menyenangkan

Sebagai seorang guru Fisika, Sugiono terus berinovasi agar pembelajaran menjadi lebih menarik. Salah satu inovasi yang ia kembangkan adalah konsep Sports-Science: Pembelajaran Kolaboratif, yang menggabungkan pelajaran Fisika dengan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK). Pendekatan ini dirancang agar pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan aplikatif.


Sebelum menerapkan metode ini, Sugiono terlebih dahulu mengidentifikasi konsep-konsep dalam Fisika yang bisa dikolaborasikan dengan PJOK. Salah satu contoh penerapannya adalah pada pembelajaran renang. Dalam sesi ini, peserta didik tidak hanya mempelajari keterampilan berenang, tetapi juga menganalisis konsep-konsep fisika seperti:

  • Gaya angkat air dan massa jenis air

  • Prinsip Archimedes dalam renang

  • Posisi tubuh untuk mengurangi gaya hambatan air


Melalui pendekatan ini, peserta didik memperoleh dua manfaat dalam satu kegiatan: penguasaan keterampilan olahraga dan pemahaman konsep Fisika secara mendalam. Perpaduan ini juga membantu mencegah kebosanan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa lebih antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran.