Malang, Jatimku.com – Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Malang Raya menggelar Silaturahmi dan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2025 pada Sabtu, 1 Februari 2025. Acara yang berlangsung di Camp King Sulaiman, Kota Malang, ini menjadi ajang konsolidasi bagi para saudagar muslim untuk memperkuat ekonomi berbasis Islam.
Rangkaian kegiatan diawali dengan pembacaan doa, lantunan ayat suci Al-Qur'an, serta menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Momen ini menjadi kesempatan bagi ISMI untuk semakin memantapkan perannya dalam membangun ekosistem ekonomi syariah yang lebih kuat dan berkelanjutan.
Ketua Umum ISMI Malang Raya, drh. H. Puguh Wiji Pamungkas, MM., menyoroti potensi besar yang dimiliki Malang Raya sebagai pusat ekonomi syariah. Dengan keberagaman potensi wisata, pendidikan, dan sektor pertanian, daerah ini dinilai mampu berkembang sebagai pusat perekonomian muslim yang mandiri.
"Malang Raya adalah sepenggal firdaus Indonesia. Potensi wisata di Kota Batu, pantai di Kabupaten Malang, serta Kota Malang sebagai kota pendidikan menjadi peluang besar bagi ekonomi Islam," ungkap Puguh.
Namun, ia juga menekankan bahwa pengelolaan anggaran daerah (APBD) di Malang Raya masih belum sepenuhnya dikelola oleh muslim. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kompetensi dan kapasitas para saudagar muslim agar dapat bersaing dan berperan lebih besar dalam perekonomian daerah.
Selain itu, Puguh juga mengingatkan bahwa ekonomi syariah saat ini menghadapi tantangan berupa isu fraud, yang dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap sistem ekonomi berbasis Islam.
Ketua Dewan Pembina ISMI Malang Raya, Coach Dr. Fahmi, menegaskan bahwa para pimpinan ISMI harus memiliki kepemimpinan puncak bintang lima serta kelincahan dan adaptasi cepat (agility) dalam menghadapi tantangan ekonomi modern.
"Jangan berhenti, terus tingkatkan kompetensi. Tahun 2025 harus ada pemimpin yang benar-benar memahami dan memberikan solusi nyata bagi rakyat," pesannya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina ISMI Jatim, KH. Misbahul Huda, menekankan pentingnya istiqomah dalam bisnis serta membangun daya tahan ekonomi di tengah rendahnya daya beli masyarakat.
"Jangan mudah mengeluh (anti sambat), tetaplah penuh harapan. Manusia yang dekat dengan Allah memiliki energi yang lebih kuat," ujarnya.
Ia juga menyoroti perlunya peningkatan skala usaha para saudagar muslim dan lahirnya lebih banyak pengusaha muda muslim.
"Di zaman Rasulullah, 80% umatnya adalah saudagar. Namun, di Indonesia saat ini, jumlah pengusaha muslim masih di bawah 1%. Agar ekonomi bertumbuh di atas 8%, kita harus berfokus pada penguatan sektor bisnis muslim," tambahnya.
Sebagai bagian dari upaya penguatan spiritual dan bisnis, ISMI Jatim secara rutin mengadakan "Spiritual Business Gathering" setiap Jumat untuk membina para saudagar muslim.
Ketua ISMI Jatim, KH. Yusron Aminulloh, mengibaratkan ISMI sebagai "software" yang menghubungkan saudagar muslim dalam satu ekosistem bisnis yang kuat.
"ISMI bukan sekadar organisasi, tapi juga alat untuk menyatukan dan menggerakkan saudagar muslim," tegasnya.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan ISMI Jatim adalah program pengadaan katering haji, yang menjembatani pengusaha muslim dengan pemerintah. Selain itu, ISMI juga tengah merintis penghargaan bagi pengusaha muslim yang berkontribusi dalam penguatan ekonomi Islam, serta menginisiasi kegiatan "Keliling Saudagar" untuk memperluas jaringan bisnis muslim di berbagai daerah.
Melalui Silaturahmi dan Rakerda ISMI Malang Raya 2025, ISMI semakin menegaskan perannya sebagai penggerak ekonomi Islam yang berdaya dan memberdayakan. Dengan sinergi yang lebih kuat, para saudagar muslim diharapkan dapat semakin berkontribusi dalam membangun ekonomi berbasis syariah yang kokoh dan berkelanjutan.