Jatimku.com-nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan pergerakan fluktuatif, namun ditutup melemah di kisaran Rp16.270 hingga Rp16.350 per dolar AS. Tren ini mencerminkan situasi pasar keuangan global yang tengah menghadapi tekanan serta faktor domestik yang turut memengaruhi pergerakan mata uang Indonesia.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah
Pada Jumat, 24 Januari 2025, rupiah dibuka di level Rp16.250 per dolar AS, namun sepanjang perdagangan hari itu, nilai tukar terus bergerak variatif. Faktor eksternal, seperti perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed), menjadi salah satu pemicu utama yang memengaruhi fluktuasi ini. Pada penutupan perdagangan, rupiah akhirnya ditutup melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Di sisi lain, tekanan terhadap rupiah juga dipengaruhi oleh permintaan dolar AS yang meningkat dari pelaku usaha dalam negeri untuk kebutuhan impor, pembayaran utang, serta kebutuhan lainnya.
Faktor Eksternal dan Domestik yang Mempengaruhi Rupiah
Kebijakan Federal Reserve The Fed baru saja memberikan sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga tambahan pada kuartal pertama 2025 untuk meredam inflasi yang masih cukup tinggi di AS. Hal ini membuat dolar AS semakin diminati sebagai aset safe haven, sehingga memberi tekanan pada mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Data Ekonomi Domestik Dari sisi domestik, Indonesia baru saja merilis data neraca perdagangan yang mengalami surplus tipis. Namun, surplus ini belum cukup kuat untuk mengimbangi tekanan dari sisi eksternal. Selain itu, inflasi di dalam negeri yang mulai meningkat juga menjadi tantangan tersendiri bagi stabilitas rupiah.
Harga Komoditas Global Harga minyak mentah dunia yang masih tinggi turut memengaruhi posisi rupiah. Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia harus mengeluarkan devisa lebih besar, sehingga memberi tekanan tambahan pada nilai tukar rupiah.
Proyeksi dan Langkah ke Depan
Analis memproyeksikan bahwa nilai tukar rupiah kemungkinan akan tetap bergerak dalam tren melemah dalam beberapa hari ke depan, dengan kisaran Rp16.250 hingga Rp16.400 per dolar AS. Untuk menstabilkan rupiah, Bank Indonesia diperkirakan akan terus melakukan intervensi di pasar valas serta menjaga likuiditas dalam negeri.
Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan terus memperkuat daya saing ekspor dan mengurangi ketergantungan pada impor agar tekanan terhadap rupiah dapat diminimalisir. Di sisi lain, masyarakat perlu waspada terhadap dampak pelemahan rupiah, terutama pada harga barang-barang impor yang berpotensi naik.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perekonomian global dan domestik. Meskipun melemah, peluang untuk menjaga stabilitas tetap ada melalui kebijakan yang tepat dari pemerintah dan otoritas moneter. Semoga ke depannya, rupiah dapat kembali menguat dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.