MALANG — Jalur pendakian Gunung Semeru kembali diperpanjang penutupannya hingga 8 Februari 2025. Keputusan ini diambil mengingat cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama Januari, sebagaimana dilaporkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kepala Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Rudijanta Tjahja Nugraha, menjelaskan bahwa penutupan ini merupakan langkah antisipatif demi keselamatan para pendaki. “Keputusan ini diambil untuk menghindari risiko bencana alam yang mungkin terjadi akibat cuaca ekstrem, sekaligus memastikan keselamatan dan kenyamanan pengunjung,” ujar Rudijanta pada Jumat (17/1/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kerja sama dari calon pendaki dalam mematuhi kebijakan ini. “Kementerian Kehutanan mengimbau seluruh pihak untuk menghormati keputusan ini dan tidak mencoba melakukan aktivitas pendakian secara ilegal,” tambahnya.
Risiko Cuaca Ekstrem di Gunung Semeru
BMKG telah memperingatkan potensi hujan deras, angin kencang, serta penurunan suhu yang signifikan di kawasan Gunung Semeru. Kondisi tersebut dapat memicu tanah longsor, banjir bandang, hingga bahaya lainnya seperti kabut tebal yang mengganggu jarak pandang.
TNBTS sebelumnya telah menutup jalur pendakian pada akhir Desember 2024 untuk mendukung pemulihan ekosistem pasca-aktivitas pendakian yang padat. Namun, dengan adanya prediksi cuaca ekstrem, penutupan diperpanjang guna memastikan tidak ada risiko tambahan bagi para pendaki maupun lingkungan sekitar.
Imbauan bagi Calon Pendaki
Rudijanta juga mengingatkan para calon pendaki untuk tetap memantau informasi terkini melalui saluran resmi TNBTS. Bagi yang sudah memiliki jadwal pendakian, pihak pengelola membuka opsi penjadwalan ulang atau pengembalian biaya pendaftaran.
“Keselamatan adalah prioritas utama. Kami meminta pengunjung untuk bersabar hingga kondisi kembali kondusif,” tutup Rudijanta.