Banyuwangi, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, kembali menjadi sorotan internasional. Kali ini, Asian Cycling Confederation (ACC) mengusulkan Sirkuit BMX Banyuwangi sebagai kandidat tuan rumah untuk Kejuaraan Dunia BMX. Usulan ini dinilai sebagai peluang emas untuk mendongkrak popularitas olahraga BMX sekaligus mempromosikan pariwisata Banyuwangi di mata dunia.
Sirkuit Berstandar Internasional
Sirkuit BMX Banyuwangi yang terletak di kawasan Kalipuro dikenal sebagai salah satu fasilitas olahraga terbaik di Indonesia. Dengan standar internasional yang diakui oleh Union Cycliste Internationale (UCI), sirkuit ini telah beberapa kali menjadi tempat penyelenggaraan kompetisi nasional dan regional. Fasilitasnya yang modern, seperti trek dengan kualitas tinggi, area penonton yang luas, serta infrastruktur pendukung lainnya, menjadikan sirkuit ini pilihan ideal untuk event skala dunia.
Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI), usulan ACC ini menunjukkan pengakuan terhadap kualitas fasilitas olahraga yang dimiliki Indonesia, khususnya di Banyuwangi. “Sirkuit ini sudah memenuhi berbagai persyaratan teknis yang ditetapkan UCI. Jika terpilih, ini akan menjadi tonggak sejarah baru bagi dunia olahraga Indonesia,” ujarnya.
Dampak Ekonomi dan Pariwisata
Jika Banyuwangi resmi menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia BMX, dampaknya diperkirakan akan sangat besar, terutama di sektor pariwisata dan ekonomi lokal. Ribuan atlet, ofisial, dan penggemar olahraga dari berbagai negara akan berkunjung, memberikan peluang besar bagi pelaku usaha lokal, seperti hotel, restoran, dan transportasi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan kesiapan daerahnya untuk mendukung penuh acara ini. “Kami melihat ini sebagai kesempatan emas untuk mempromosikan keindahan Banyuwangi, mulai dari Kawah Ijen, Pantai Pulau Merah, hingga seni dan budaya lokal yang khas. Kami juga akan melibatkan masyarakat setempat untuk turut serta dalam menyukseskan acara ini,” kata Ipuk.
Dukungan dari Pemerintah dan Komunitas
Selain dukungan dari ACC, pemerintah daerah Banyuwangi dan komunitas pecinta olahraga sepeda juga menyatakan komitmennya untuk memberikan dukungan penuh. Berbagai persiapan mulai dilakukan, termasuk pembenahan infrastruktur pendukung, promosi acara, serta pelibatan masyarakat dalam berbagai program pendukung.
Ketua Komunitas BMX Indonesia, Ahmad Fauzan, menambahkan bahwa kejuaraan dunia ini juga bisa menjadi ajang pembinaan atlet muda. “Banyak atlet muda Indonesia yang berpotensi untuk bersaing di tingkat internasional. Dengan adanya event ini, mereka bisa mendapatkan pengalaman berharga sekaligus menunjukkan kemampuan terbaiknya di depan publik dunia,” ujarnya.
Langkah Selanjutnya
Saat ini, ACC tengah menunggu keputusan akhir dari UCI terkait pemilihan tuan rumah Kejuaraan Dunia BMX. Jika usulan ini disetujui, persiapan besar-besaran akan segera dimulai di Banyuwangi.
Dengan segala potensinya, Banyuwangi bukan hanya siap menjadi tuan rumah, tetapi juga berambisi menjadikan kejuaraan ini sebagai salah satu yang terbaik dalam sejarah olahraga BMX. Semua mata kini tertuju pada keputusan UCI yang akan menentukan apakah Banyuwangi akan mencetak sejarah baru sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia BMX.
Tentang ACC dan UCI Asian Cycling Confederation (ACC) adalah badan pengelola olahraga sepeda di Asia, sementara Union Cycliste Internationale (UCI) adalah organisasi pengelola olahraga sepeda dunia yang berbasis di Swiss. Kedua organisasi ini memiliki peran penting dalam menentukan lokasi dan penyelenggaraan kejuaraan dunia.
Dengan peluang besar yang ada, seluruh masyarakat Indonesia, khususnya Banyuwangi, patut menantikan dan mendukung terwujudnya impian ini.