Latest News

SEMEJA DARING: Mengasah Tulisan serta Melahirkan Karya bagi Guru dan Siswa


Sabtu, 30 November 2024, Penerbit Jagat Litera sukses menggelar Sekolah Menulis Jagat dalam Jaringan (Semeja Daring) dengan tema "Menembus Batas Imaji, Mengurai Inspirasi dalam Titian Dedikasi." Acara ini, yang berlangsung melalui Zoom Meeting, menarik puluhan peserta dari berbagai latar belakang, mulai dari guru, mahasiswa, hingga masyarakat umum.


Pelatihan ini menjadi momen spesial untuk memperingati Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November. Tujuannya untuk memberikan ruang bagi para peserta untuk mengungkapkan inspirasi perihal guru. Empat narasumber lintas generasi dihadirkan. Mereka, para narasumber, menyajikan materi yang berbeda.


Dahayu Erinna Wibidianti, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku kelas XII SMA, membuka materi surat. Dengan gaya khas remaja, ia mengajak peserta untuk kembali menulis surat sebagai media berekpresi yang begitu personal agar terjadi koneksi mendalam antara pengirim dan penerima surat.


Masdhar Zainal, sastrawan nasional sekaligus guru SD, menghidupkan sesi kedua dengan menunjukkan proses kreatif cerpen dari sebuah gambar sederhana. "Cerpen bukan hanya soal cerita, tetapi proses menggali ide," katanya.


Prof. Dr. Yuni Pratiwi membawa peserta menyelami dunia puisi yang bisa membingkai emosi dan pengalaman indah. Dalam pemaparan materinya, ia juga memberikan latihan-latihan yang memandu agar menjadi karya yang utuh.


Sesi terakhir dibawakan oleh Sutrisno Gustiraja Alfarizi. Dengan penuh semangat, ia menyampaikan esai sebagai cara menyampaikan argumen yang penuh pikat. Peserta diajak memahami struktur esai dan cara mengembangkan ide menjadi tulisan yang reflektif dan bermakna.



Antusiasme peserta terlihat dari sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif. "Kegiatan ini sangat menarik dan luarannya berupa produk," ungkap Maslakhatu Nurul Ummah, mahasiswa Universitas Negeri Malang.


Tak berhenti di sini, pelatihan ini juga memotivasi peserta untuk praktik langsung. Setiap peserta memilih jenis karya yang akan dibuat, baik surat, cerpen, puisi, maupun esai, akan dihimpun menjadi buku kumpulan karya. Panitia juga menyediakan grup WhatsApp untuk mendampingi proses penulisan peserta.


"Semoga ke depannya pelatihan ini bisa dilakukan secara luring dan lebih fokus pada praktik langsung," harap salah satu peserta. Dengan keberhasilan ini, Semeja Daring telah membuktikan bahwa menulis adalah seni yang bisa dipelajari siapa saja, dari mana saja, dengan semangat yang sama.