Jatimku.com – Perjalanan kolaborasi antara Angelina Enny dan Robin Block kembali menjadi sorotan dalam peluncuran dua karya monumental mereka di Rumah Budaya Ratna, November 2024. Dua penulis lintas negara ini menghadirkan eksplorasi mendalam tentang identitas, tradisi, dan sejarah dalam karya mereka, yakni Handbook for the Displaced oleh Robin Block dan Mencari Sita di Hindia Belanda oleh Angelina Enny.
Keduanya pertama kali bertemu dalam The Literature and Ideas Festival (LIFEs) pada tahun 2019 dengan tema “Kisahku, Sejarah Bersama.” Kolaborasi mereka dimulai dengan saling menulis puisi berbalasan yang akhirnya melahirkan buku puisi bersama bertajuk In Between. Hubungan kreatif itu terus berlanjut hingga mereka menghasilkan karya masing-masing yang tetap berakar pada tema besar tentang pencarian jati diri dan jejak leluhur.
Robin Block, seorang penyair dari Amsterdam, menelusuri warisan leluhurnya yang berasal dari Hindia Belanda dalam kumpulan puisi Handbook for the Displaced. Buku ini pertama kali terbit dalam bahasa Belanda pada 2023 dan telah meraih dua penghargaan bergengsi, yakni Granate Poetry Prize di Belanda dan Herman de Coninck Prize di Belgia. Lewat refleksi puitisnya, Robin mengeksplorasi pergulatan identitas yang melampaui batas geografis dan waktu.
Sementara itu, Angelina Enny menghadirkan Mencari Sita di Hindia Belanda, sebuah kumpulan cerpen yang membentuk novella. Cerita ini mengikuti perjalanan Ernest, seorang keturunan Belanda-Indonesia, yang mencari ibunya di Hindia pada era 1930-an. Buku ini menampilkan dinamika kehidupan di antara dua dunia: pribumi–Belanda dan pribumi–Tionghoa. Karya tersebut mengantarkan Enny meraih Juara Pertama Piala HB Jassin untuk Penulisan Cerita Pendek 2024.
Kedua buku ini sebelumnya diluncurkan bersamaan dalam Ubud Writers and Readers Festival 2024, menambah kekayaan literasi internasional. Dalam diskusi di Rumah Budaya Ratna, para peserta diajak mendalami pertanyaan mendasar yang diangkat oleh kedua penulis: Apakah situasi “berada di antara” adalah pengalaman universal? Bagaimana refleksi ini membentuk karya sastra mereka?
Acara ini menjadi momen penting untuk menggali perspektif unik dari dua penulis yang memiliki ikatan sejarah mendalam antara Indonesia dan Belanda. Tak hanya sebuah peluncuran buku, diskusi ini menjadi ruang dialog lintas budaya yang memperkaya dunia literasi.