Latest News

Santri Menjadi Teladan Dalam Adab Dan Kemandirian


Di momen hari Santri saat ini, bukan hanya sekedar peringatan, tapi juga momentum untuk melanjutkan perjuangan para ulama yang telah konsiten menjaga kepribadian dan perjuangan bangsa. 

Karena itu sangat tepat jika Hari santri kali ini bertemakan, "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan".

Santri adalah bagian dari pelajar, anak bangsa yang menyiapkan diri untuk menjadi bahan baku kemajuan Indonesia masa depan. 

Santri bukan hanya belajar mengaji, tetapi juga mengukir peradaban dengan akhlak dan ilmu.
Santri juga bukan sekadar status, tetapi karakter yang melekat dengan perjuangan dan pengabdian.

Santri telah berkiprah di berbagai bidang, banyak contoh telah mengisi ruang ruang publik dan kepemimpinan di Nusantara. 
Sebagai contoh yang masih hidup dan berkiprah saat ini Gus Muhaimin Iskandar, Dr. Hidayat Nurwahid, Gus Syaifullah Yusuf, Ust Adi Hidayat, Ust Dr. Abdul Shomad, Prof Dr. H. Nadirsyah Hosen sebagai dosen di Australia dan berbagai tokoh lainnya. 

Hari ini momen yang tepat bagi siapapun yg ikut perhatian, bangga serta memikirkan perkembangan para pelajar/santri yang telah mendedikasikan diri untuk dibekali muatan kemandirian dan keunggulan adab islam. 

Pesantren telah memberi warna bagi hadirnya pengaruh santri dalam berbagai level kemasyarakatan dan kepemimpinan . 
Ciri kepribadian Santri yang mencolok diantaranya kuat dalam ibadah, tangguh dalam ilmu, dan tegas dalam prinsip. 

Kita akan merasakan kehadiran santri jika satu diantara keluarga kita, anak anak atau cucu keturunan kita pernah mengenyam sebagai santri yang telah teruji di berbagai aktivitas lapangan. 
Jika belum merasakan kehadiran santri dikeluarga kita minimal ada perhatian dan keikutsertaan dalam menguatkan kehadiran para santri ditengah masyarakat dan kehidupan kita. 

Selama ini santri agak dikesankan pelajar pinggiran, anak buangan, anak kurang sehat, anak kurang perhatian dan kasih sayang, banyak terjadi penyimpangan pergaulan dst. 

Namun anggapan ini semakin lama semakin berkurang berangsur angsur hilang dengan hadirnya pesantren dan Santri yang terus berbenah menunjuk kiprah dan kinerja ditengah keterbatasan daya dukung masih konsisten mengajarkan pengorbanan dan kemandirian kepada semua anak didik. 

Keberadaan Santri, dengan ilmu dan akhlaknya, pastinya akan mampu menjawab tantangan zaman.Santri masa kini adalah santri yang mampu beradaptasi di era digital tanpa kehilangan identitasnya. 

Keberadaan dan kehadiran santri memang butuh perjuangan berbagai pihak, setidaknya peran orang tua dengan tanggung jawab membiayai, memperhatikan dan mendoakannya. 

Peran berbagai pihak yang mengharapkan  hadirnya generasi penerus bangsa yang berkarakter, termasuk peran para santri sendiri yang siap berkorban untuk tidak menikmati kenyamanan selama masa pembelajaran, harus siap menahan lapar, kantuk, dan berbagai ketidaknyamanan dalam masa membangun pondasi dan menyemai fikiran besar. 
Karena Santri telah diajarkan bahwa kekuatan sejati terletak pada kesabaran dan ketekunan.

Terakhir di pesan singkat ini, doa dan pesan untuk anak anak Santri sebagai bagian keluarga kita, 
Engkau adalah lentera yang menerangi jalan bangsa menuju keberkahan dan kebaikan.
Dan Engkau para santri adalah pejuang tanpa pamrih, berkhidmat untuk agama, bangsa, dan kemanusiaan.

Selamat Hari Santri Nasional
22 Oktober 2024


Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam:
اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ
Mukmin Yang Kuat Lebih Baik Dan Lebih Dicintai Allâh Daripada Mukmin Yang Lemah; Dan Pada Keduanya Ada Kebaikan. 

AW Media Group:
https://jatimku.com
https://aepublishing.id
https://kepanjenkita.com
https://www.aguswahyudi.web.id/
https://sastraindonesia.org