Baby AE - Obesitas adalah gangguan yang melibatkan lemak tubuh menjadi
berlebihan dan mengakibatkan resiko masalah kesehatan, kali ini kita akan
membahas obesitas pada bayi. Bayi yang gemuk memang terlihat menggemaskan,
tetapi gemuk yang berlebihan adalah tanda dari obesitas dan akan membahayakan
kesehatan di masa depan bayi kelak. Obesitas juga akan mempengaruhi masalah
kesehatan seperti diabetes, hipertensi, kanker, stroke, dan jantung. Obesitas pada
bayi dapat ditandai jika berat badan pada bayi melebihi berat badan normal. Untuk
memantau tanda-tanda obesitas pada anak, ibu harus rutin membawa bayi imunisasi
dan konsultasi kesehatan anak di puskesmas terdekat. Namun, bayi gemuk dengan
pipi tembem, kaki dan lengan berlipat belum tentu obesitas ya. Bayi obesitas tidak bisa diketahui dari
indeks masa tumbuh. Maka dari itu, imunisasi dan rutin konsultasi ke puskesmas
merupakan suatu yang penting untuk kesehatan si kecil.
Baca juga: Adat Jawa pada Bayi Usia 7 Bulan
Faktor yang mempengaruhi:
·
Keturunan
Keturunan dari gen orang tua bisa menjadi
sebab bayi tumbuh obesitas. Seperti ibu memang
mengalami obesitas sebelum hamil. Jadi,
pola makan dan pola hidup dalam keluarga harus benar-benar dijaga, karena pola
makan yang salah juga menjadi sebab obesitas dalam keluarga.
·
Kurang gerak
Bayi yang kurang gerak juga menyebabkan obesitas.
Bayi memiliki aktifitas seperti mengangkat leher, tengkurap, miring ke kanan
dan ke kiri, mengangkat badan, berjalan, dan merangkak. Aktifitas seperti itu
juga dapat membakar kalori pada bayi. Namun, bayi yang kurang gerak memiliki
efek yang buruk serta perkembangan mereka menjadi lambat. Jadi, belajari bayi agar berusaha
bergerak di setiap saat.
Baca juga: 5 Imunisasi Penting Bagi bayi
·
Terlalu banyak camilan
Pola makan yang tidak teratur dan selalu
mengandalkan camilan untuk makan bayi, ini adalah kebiasaan yang buruk bagi
bayi. Apalagi memberi makanan padat pada bayi yang belum cukup usia, memberi
MPASI sebelum waktunya akan menyebabkan obesitas dini. Usia yang pas untuk
memberi MPASI adalah usia 4-6 bulan.
·
Bayi tidak diberi ASI ekslusif
ASI eklusif memiliki banyak manfaat untuk
bayi dan ibu. Memberi ASI ekslusif sudah menjadi anjuran dan ketentuan WHO. Sayangnya
pada saat ini banyak ibu yang menggunakan susu formula pada bayi. Susu formula
tidak mengandung leptin dan mengandung lebih banyak protein, inilah yang
membuat bayi mengalami tumbuh terlalu cepat dibandingkan bayi yang mendapatkan
asupan ASI.
Baca juga: 3 Olahan Sayur Sehat untuk Ibu Hamil
Sebagai orang tua yang bertanggung jawab, tentu kesehatan
bayi menjadi poin utama dan penting untuk diperhatikan. Jaga kesehatan anak
sejak dini, karena mempengaruhi efek yang besar untuk perkembangan anak
selanjutnya.